“Terima kasih, FNATIC, untuk perjalanan yang tidak akan terlupakan. Dari permainan-permainan epik ke memori-memori tak terhingga, adalah sebuah kehormatan berjalan bersama dengan kalian. Ini bukanlah perpisahan, namun sampai bertemu kembali,” tulis mereka.
Regulasi baru yang diterapkan oleh EWC menyatakan bahwa tim yang melakukan kolaborasi tidak dapat mengumpulkan poin untuk Club Championship jika mereka tidak memiliki nama yang sama di semua divisi game yang dipertandingkan.
Selain itu, pengecualian hanya dapat diberikan jika memenuhi persyaratan dari publisher game tersebut. Hal ini membuat banyak tim seperti Fnatic dan ONIC harus berpikir ulang tentang kelanjutan kerja sama mereka.
Keputusan ini menjadi salah satu momen penting dalam sejarah esports, mengingat pentingnya poin Club Championship untuk menentukan juara umum dalam event besar seperti EWC. Kini, ONIC Esports kembali beroperasi dengan nama dan identitas mereka sendiri di Indonesia dan Filipina.
Dengan berakhirnya kolaborasi ini, ONIC Esports tetap menjadi salah satu organisasi esports terkemuka di Asia Tenggara, sementara Fnatic, yang dikenal sebagai raksasa esports asal Eropa, harus menyesuaikan diri dengan regulasi baru yang berlaku.***