“Pak Airlangga itukan jadi ketua umum Golkar setelah ketua umum Golkar sebelumnya berurusan dengan hukum yah, Pak Senov, begitu pula dengan pak Sepneov jadi ketua mumum Golkar karena saat itu ada dualisme di internal Golkar, yaitu kubu Agung Laksono dan kubu Aburizal Bakrie yah,,,” sambungnya.
Adi menjelaskan bahwa sebenarnya sudah sejak lama ada desakan dari internal Golkar untuk melakukan Munas Golkar untuk menentukan pimpinan Golkar berikutnya.
Menurutnya Airlangga terbilang lama menduduki jabatan ketua umum di Partai Golkar tersebut dibanding dengan ketua umum-ketua umum Golkar sebelumnya.
Adi menjelaskan yang membuat kaget publik itu karena Airlangga mundur dari jabatan Ketum Golkar secara mendadak.
Menuru Adi penyebab utama mundurnya Airlangga yaitu ada kekuatan kekuasaan politik yang besar baik di internal Golkar maupun eksternal Golkar untuk segera menggelar Munas Golkar dan menggantikan Airlangga di posisi ketua umum.