AYOBOGOR.COM - Beberapa waktu yang lalu kita sempat dihebohkan dengan berita tenggelamnya kapal di perairan selatan pulau Padar.
Peristiwa naas ini terjadi pada tanggal 22 Juni 2024 ketika para korban hendak berlibur ke Labuan Bajo dengan menggunakan KM. Senada Pinishi Budi Utama.
Dilansir dari akun X @akatalepsi selaku teman dari salah satu korban, membuat postingan mengenai kejadian ini dan menceritakan kronologi serta kondisi para korban saat ini.
Peristiwa tenggelamnya kapal Budi Utama atau East Blue terjadi dikarenakan ombak yang kencang ketika pagi hari ketika para penumpang sedang sarapan yang mengakibatkan masuknya air ke bagian kapal.
Kepala Kantor KSOP Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto mengatakan jika kapalnya tenggelam karena kapalnya terseret dan tidak bisa dikendalikan dari arus kuat dan gelombang laut di lokasi pertemuan arus.
Sebab pompa airnya mengalami gangguan, Anak Buah Kapal (ABK) pun panik dan mengeluarkan air yang masuk tersebut secara manual hingga meminta tolong kepada kapal lain.
Masuknya air itu ke kapal menyebabkan kapal menjadi miring, tour guide langsung meminta para penumpang untuk pindah ke deck kapal agar posisi kapalnya menjadi seimbang.
Perintah dari tour guide itu hanya menyuruh mereka untuk menyeimbangkan kapal, dan tidak disertai dengan penggunaan jaket pelampung sebagai pengaman.
Tiba-tiba saja muncul ombak yang tinggi, kemudian kapal menjadi miring 90 derajat dan tenggelam. Semua penumpang pun panik dan langsung terjun bebas ke laut.
Meskipun mereka tidak menggunakan jaket pelampung, terdapat barang-barang dari kapal yang mengapung di atas laut yang bisa mereka gunakan sebagai pegangan.
Seluruh penumpang yang naik di kapal tersebut selamat dan terombang-ambing di tengah lautan, untungnya terdapat kapal lain di sekitar lokasi.