Bulog Jamin dan Pastikan Rantai Pasok Beras di Indonesia Terjaga untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan

photo author
- Kamis, 20 Juni 2024 | 05:47 WIB
Ilustrasi pasokan beras (Facebook)
Ilustrasi pasokan beras (Facebook)

Hal ini bukan hanya untuk memperluas jangkauan geografis (wilayah) melainkan juga tentang mewujudkan keunggulan kompetitif (persaingan) rantai pasok beras sehingga dengan begitu ketahanan pangan di Indonesia dapat terwujud.

Untuk diketahui, Perum Bulog memiliki visi untuk menjadi pemimpin rantai pasok pangan terpercaya yang baru direncanakan baru-baru ini.

Perum Bulog telah memiliki pengalaman selama 57 tahun di industri pangan maka tak mengherankan jika perusahaan umum ini menjadi pemimpin rantai pasok pangan terutama soal beras di Indonesia.

Namun, sepanjang sejarahnya, perusahaan umum ini kerap diterpa berbagai isu seperti impor, kerja sama ekonomi, dan investasi pangan.

Pasalnya masyarakat masih membutuhkan edukasi dan informasi yang mumpuni tentang rantai pasok pangan termasuk pada mekanisme impor.

Dalam mekanisme impor terdapat istilah despatch dan demurrage. Dua istilah ini menjadi perbincangan hangat di kalangan pemegang kebijakan saat ini.

Oleh karena itu, despatch dan demurrage merupakan hal yang lumrah (biasa) dalam penanganan barang impor.

Demurrage adalah denda keterlambatan bongkar sedangkan despatch adalah bonus yang diberikan karena bongkar barang terjadi lebih cepat.

Sehingga ketika membahas despatch akan juga membahas mengenai demurrage karena keduanya saling berkaitan.

Menurut Tito Pranolo selaku pakar pangan Indonesia menyampaikan despatch dan demurrage sebenarnya pernah dialami oleh perusahaan umum ini sebagai operator pelaksana mandat impor beras dari pemerintah.

Kendati Perum Bulog pernah mengalami dua mekanisme impor itu tetapi perusahaan umum ini memilih tidak membebankan hal itu kepada masyarakat.

Lebih lanjut, Tito menyampaikan, ada banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya demurrage atau denda keterlambatan bongkar.

Salah satu faktor tersebut seperti keterlambatan pengiriman barang oleh pemasok hingga keadaan iklim.

Dalam kesempatan terpisah, krisis iklim ini pernah diungkapkan oleh Amanda Katili Niode yang merupakan Direktur The Climate Reality Project Indonesia dan berperan juga sebagai Ketua Omar Niode Foundation

Amanda menyampaikan, saat ini Indonesia sedang berada di tengah-tengah polikrisis yaitu terjadi satu krisis yang memengaruhi krisis lainnya seperti krisis ekonomi, iklim, pangan, dan lain-lain.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Akbar Hari Mukti

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X