Bagi seseorang yang goyah dengan iman atau spiritualitas mereka, ini mungkin sebenarnya mendorong mereka lebih jauh. Dan penyakit mental bukanlah pekerjaan ‘setan’ atau ‘dirasuki’ – mungkin Anda juga pernah mendengarnya sebelumnya.
Secara teknis penyakit mental bersumber dari kepala Anda, artinya penyakit itu disebabkan oleh serangkaian faktor kompleks seperti kimia otak. Tapi mereka sama sekali tidak imajiner, itulah sebabnya komentar ini sangat menyakitkan.
Sikap ini tidak hanya meremehkan gejala emosional dari penyakit mental, tetapi juga mengabaikan banyak gejala fisik yang dapat disebabkan oleh penyakit mental, seperti kelelahan, usus bergejolak, nyeri otot, gangguan tidur, dan penurunan atau penambahan berat badan.
Baca Juga: Ciri-Ciri Penyakit Asam Lambung Naik atau GERD, Jangan Abaikan
“Keadaan bisa lebih buruk.”
“Dipecat, didiagnosis mengidap penyakit berat, dan tidak sengaja melindas hewan kesayangan mereka. Jadi tidak perlu sedih karena semuanya bisa lebih buruk.”
Bagi orang yang belum pernah menderita penyakit mental, mungkin susah untuk mengarti bahwa depresi dan penyakit mental lainnya seringkali tidak mempunyai pemicu sama sekali. Ketika Anda membandingkan masalah orang lain, Anda berisiko meremehkan pengalaman mereka. Dan perkataan bahwa, “ada orang yang jauh lebih susah dari Anda”, dapat memperparah perasaan bersalah.
“Mulailah menjernihkan pikiran untuk segala hal.”
Menyarankan bahwa seseorang dapat mengobati penyakit mental mereka dengan penyesuaian sikap sederhana tidak realistis – ini seperti menyuruh seseorang dengan diabetes untuk memikirkan pikiran bahagia daripada memberi mereka insulin. Penyakit mental bisa menjadi kondisi serius, dan seringkali membutuhkan perawatan yang sesuai.
Memang diakui, tidak selalu mudah untuk mengetahui apa yang harus dikatakan dalam semua situasi, dan itu tidak masalah. Setiap orang memiliki preferensi mereka sendiri, namun, berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda katakan kepada seseorang yang memiliki penyakit mental – jangan ragu untuk memberikan pendapat pribadi Anda tentang hal ini juga.
“Terima kasih telah memberitahu saya.”
“Bicara padaku. Aku mendengarkan.”
“Apakah Anda mau menceritkan apa yang Anda rasakan? Jika tidak, dengan siapa Anda nyaman berbicara?”
“Apakah Anda sudah berkonsultasi dengan dokter atau terapis?”
“Apa yang saya bisa bantu?”
