Taman ini terletak di Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Selong Kebayoran Baru Jakarta Selatan, dan menjadi oase yang indah dengan jalan setapak dan dilengkapi dengan taman bermain anak.
Taman ini juga ditumbuhi banyak jenis tanaman berbunga, sperti kana bunga merah, alamanda bunga kuning dan tabebuya bunga kuning.
Di samping itu ada pula sejumlah tanaman peneduh yang produktif seperti pohon kedondong, buni dan pohon nangka.
Area taman ini sendiri berbentuk persegi panjang yang berada di tengah-tengah dua jalan protokol dan dua jalan lingkungan perumahan.
6. Taman Lapangan Banteng
Taman yang satu ini punya sejarah panjang sejak jaman penjajahan Belanda. Awalnya bernama Waterlooplein - sebuah lapangan di Weltevreden, Batavia, yang berada tak jauh dari Gereja Katedral Jakarta.
Di jaman kolonial Belanda, Lapangan Banteng lebih dikenal sebagai Lapangan Singa, karena di tengahnya terdapat tugu peringatan kemenangan pertempuran di Waterloo, Belgia, yang terjadi pada 18 Juni 1815.
Pertempuran itu sendiri memiliki arti tersendiri bagi pemerintahan kolonial saat itu, yakti saat tentara gabungan Inggris, Belanda dan Jerman berhasil mengalahkan pasukan Napoleon. Perang itupun menjadi akhir dari 100 hari kaburnya Napoleon yang sebelumnya diasingkan di pulau Elba.
Sedangkan Tugu Singa, didirikan pada jaman pendudukan tentara Jepang di tahun 1942-1945. Setelah Indonesia merdeka, nama taman itu kemudian diganti menjadi Lapangan Banteng, karena diperkirakan taman itu menjadi tempat tinggal aneka macam satwa liar, seperti macan, kijang dan juga banteng.
7. Taman Kota Cattleya
Terletak di pojok Jalan S Parman, Jakarta Barat, taman yang cukup rindang dengan jogging track dan sebuah kolam kecil di bagian tengahnya, Taman Kota Cattleya berseberangan dengan Mall Taman Anggrek dan berada tepat di bawah jalan layang Tomang.
Di taman ini terdapat pula patung Anne de Kiev - sebuah patung perunggu yang menjadi kado kota Kiev, Ukraina, saat Jakarta berulang tahun ke-492. Patung ini juga menjadi simbol persahabatan kedua kota.
Anne de Kiev sendiri merupakan potret seorang perempuan terpelajar yang memiliki pengetahuan luas di bidang politik dan menguasai banyak bahasa, serta senang berkuda. Saat ia masih hidup - Anne de Kiev merupakan mantan Ratu Perancis periode 1051–1060, tak banyak orang Eropa - apalagi perempuan, yang bisa menguasai banyak bahasa seperti dirinya.
Selain patung Anne de Kiev, Taman Kota Cattleya juga dipercantik dengan air mancur dan dilengkapi dengan fasilitas umum, seperti mushola serta toilet.
Sayangnya Taman Cattleya ini sempat terbengkalai, sehingga lokasinya dipenuhi semak-belukar.
Dibangun tahun 2006, taman ini baru diresmikan setahun kemudian. Untungnya, seiring dengan waktu taman ini makin terpelihara sehingga bisa dinikmati masyarakat dan cukup keren untuk menjadi spot foto.