Sementara melihat rekapitulasi suara Pilgub Jateng 2019, kala itu Khofifah Indar Parawansa bersama pasangannya meraih total 10.465.218 suara hingga memenangkan pemilihan gubernur.
Jika Khofifah maju di Pilpres 2024, raihan suara untuknya pun bisa saja lebih besar ketimbang pada kontestasi pilgub. Terlebih dirinya mempunyai modal sebagai 'putri daerah' sehingga bisa dipilih oleh segenap masyarakat Jawa Timur.
Sementara jika saja Prabowo Subianto masih memegang suara mayoritas di Jawa Barat kelak, maka dipasangkan dengan Khofifah akan menjadi ancaman besar bagi para capres 2024 yang lain.
Di luar alasan itu, Khofifah pun diyakini bisa mendulang suara dari anggota maupun simpatisan ormas terbesar di Indonesia, NU, karena secara kultural dekat dengan warga Nahdliyin.
Baca Juga: Keyakinan Prabowo Subianto Bisa Menang Jadi Presiden di Pemilu 2024, Ini Alasannya
Terlepas dari hal tersebut, kontestasi Pilpres 2024 serasa berat, apalagi melihat sosok Ganjar Pranowo yang diusung PDIP dan Anies Baswedan yang diyakini akan membelah suara pendukung Prabowo Subianto.
Soal cawapres Prabowo Subianto sendiri, sosok Muhaimin Iskadar, ketua umum PKB, menjadi pemegang kunci pencalonan Prabowo karena sejak jauh-jauh hari sudah membuat 'kontrak politik'.
Terkait keputusan capres dan cawaspres yang diusung Gerindra-PKB secara resmo, masih tergantung dengan kebijakan kedua ketua umum partai.
"Capres cawapres itu sudah disepakati adalah kewenangan. Kalau liat dari isi perjanjian kerja sama ya, itu adalah Pak Prabowo dan Muhaimin dan masih berlaku sampai dengan sekarang," ungkap Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Senin, 3 Juli 2023, mengutip suara.com.
Kalau cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024 adalah Khofifah Indar Parawansa, Anda setuju?
