AYOBOGOR.COM -- Penggunaan obat sirup paracetamol dianjurkan untuk disetop. Tindakan ini dilakukan sebagai kewaspadaan kasus gagal ginjal akut pada anak yang muncul secara misterius.
Dilansir dari Republika.co.id, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengimbau tenaga kesehatan menghentikan sementara peresepan obat sirup yang diduga terkontaminasi etilen glikol atau dietilen glikol.
Hal tersebut sesuai hasil investigasi Kementerian Kesehatan dan Badan POM. Ini berkaitan perkembangan investigasi Kementerian Kesehatan dan Badan POM terkait penyebab gangguan ginjal akut pada anak.
Baca Juga: Teman Bus Dikenakan Tarif Mulai 31 Oktober, Bagaimana dengan Biskita Transpakuan Bogor?
Pertama, bagi tenaga kesehatan dan rumah sakit menghentikan sementara peresepan obat sirup yang diduga terkontaminasi etilen glikol atau dietilen glikol sesuai hasil investigasi Kemenkes dan Badan POM.
"Kedua, bila memerlukan obat sirup khusus misalnya obat anti epilepsi atau lainnya yang tidak dapat diganti sediaan lain, harap konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau konsultan anak," ujar Piprim dalam keterangannya, Kamis, 20 Oktober 2022.
Piprim mengatakan, jika diperlukan, tenaga kesehatan juga dapat mempersiapkan obat pengganti yang tidak terdapat dalam daftar dugaan obat terkontaminasi atau dengan jenis sediaan lain.
Baca Juga: Norwegia dan Indonesia Tandatangani FOLU Net Sink 2030 Senilai 56 Juta Dollar AS
Dia mencontohkan jenis obat yang dimasukkan ke dalam anus (suppositoria) atau dapat mengganti dengan obat puyer dalam bentuk tunggal atau monoterapi.
Namun demikian, Piprim menegaskan, peresepan obat puyer tunggal hanya boleh dilakukan oleh dokter. "Dengan memperhatikan dosis berdasarkan berat badan, kebersihan pembuatan dan tata cara pemberian," ujarnya.
Kelima, Piprim juga mengimbau tenaga kesehatan untuk melakukan pemantauan secara ketat terhadap tanda awal gangguan ginjal akut progrsif atipikal baik yang dirawat inap maupun yang dirawat jalan.
Dia juga meminta rumah sakit agar meningkatkan kewapadaan deteksi dini gangguan ginjal akut progrsif atipikal secara kolaboratif untuk mempersiapkan penanganan kasusnya.
Baca Juga: Jadwal Layanan SIM Keliling Kota Bogor Kamis 20 Oktober 2022
Sedangkan bagi masyarakat, dia meminta untuk sementara waktu tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan sampai didapatkan hasil investigasi menyeluruh oleh Kemenkes dan Badan POM.
"Masyarakat hendaknya tetap tenang dan waspada terhadap gejala gangguan ginjal akut progrsif atipikal ini, seperti berkurangnya atau tidak adanya buang air kecil secara mendadak," katanya.
Kemudian, dia meminta masyarakat sebaiknya mengurangi aktivitas anak-anak khususnya balita yang menyebabkan risiko infeksi seperti dalam kerumunan, ruang tertutup tidak menggunakan masker dan lain-lain.