Selain itu tingkat kemanjuran vaksin buatan China juga disebut hanya sekitar 50 persen.
"Itu bukan perlindungan yang memadai dalam populasi sebesar China, dengan begitu banyak orang yang rentan," pungkasnya.
Sejak 7 Desember 2022, otoritas China melonggarkan kebijakan nol kasus COVID-19 menyusul gejolak sosial di berbagai kota di China.
Namun bersamaan dengan pelonggaran tersebut terjadi lonjakan kasus COVID-19 yang dipicu oleh subvarian baru BF.7.
Baca Juga: Info Jadwal Misa Natal Gereja Katolik Santo Paulus Depok, Cek di Sini Tinggal Klik
Kondisi tersebut membuat WHO selaku Organisasi Kesehatan Dunia merasa prihatin.
"WHO sangat prihatin dengan perkembangan situasi di China dengan meningkatnya laporan penyakit parah," kata Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.***