AYOBOGOR.COM -- Satu dari sepuluh orang di Indonesia menderita mental emotional disorder atau gangguan emosi mental.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo. Ia mengatakan gangguan emosi mental merupakan masalah serius dan bisa mengancam program kependudukan.
Maka itu, dia mengatakan, penting bagi calon ibu dan calon ayah untuk memperhatikan kesehatan mental atau kejiwaan.
Baca Juga: Jadwal Momo Geisha Konser Oktober 2022, Tampil di Bogor Pekan Ini
"Mental emotional disorder atau gangguan emosi mental merupakan masalah serius dan bisa mengancam program kependudukan. Sebab itu memperhatikan kesehatan mental atau kejiwaan calon orang tua, baik calon ibu maupun calon ayah, adalah penting bagi tumbuh kembang anak dan pembangunan keluarga," kata Hasto dilansir dari Republika.co.id Senin 24 Oktober 2022.
Hasto mengungkapkan, data menunjukkan angka gangguan emosi mental tahun ini mencapai 9,8 persen atau meningkat signifikan dibading tahun 2021 sebesar 6,1 persen.
"Artinya saat ini di antara sepuluh calon ayah ada satu orang yang mengalami gangguan mental emosional, demikian juga bagi calon ibu," kata Hasto.
Hasto meminta agar masalah itu dijadikan perhatian yang serius. Pasalnya penderita gangguan emosi mental yang tidak ditangani dengan tepat dapat menjadi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Baca Juga: 5 Tempat Wisata di Puncak Bogor yang Wajib Dikunjungi
Sementara itu, calon ayah dan calon ibu yang mengalami gangguan jiwa dia sebut berpotensi tidak akan berhasil membina keluarga yang ideal.
"Calon ayah dan calon ibu yang mengalami gangguan jiwa tentu tidak akan berhasil membina keluarga yang ideal. Hal ini tentunya dapat mengancam keberhasilan program kependudukan dan keluarga berencana," ujar dia.
Hasto menjelaskan, keluarga adalah embrio dalam sebuah peradaban. Keluarga harus dipersiapkan agar memiliki tata nilai yang baik dan kemampuan dalam mengambil keputusan yang baik. Dari orangtua yang sehat, sambung Hasto, akan lahir anak yang sehat dan terbentuk keluarga yang sehat.
Lebih lanjut, dia menekankan pentingnya persiapan prekonsepsi bagi calon pengantin. Pemeriksaan Hb, pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas (LILA), dan asessment status gizi merupakan langkah krusial untuk mengetahui status kesehatan calon pengantin, termasuk kesiapannya untuk kehamilan yang sehat.
Baca Juga: Info Rute dan Jadwal Biskita Transpakuan Bogor Pakai Aplikasi Teman Bus, Klik Ini
"Harapannya, jika ditemukan indikator kesehatan yang kurang baik dapat dikoreksi dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mencegah kehamilan yang berisiko," kata dia.