nasional

3 Kesesatan Al Zaytun, Disebut Mirip Musadeq dan Lia Eden

Selasa, 27 Juni 2023 | 13:46 WIB
Kesesatan Al Zaytun versi MUI. (screenshoot Tiktok Sarjana Siluman )

AYOBOGOR.COM -- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis mengunggap kesesatan pondok pesantren Al Zaytun yang dipimpin oleh Panji Gumilang.

Dalam cuitannya di Twitter, Kiai Cholil Nafis menyebut ada tiga kesesatan Al Zaytun yang sangat jelas dan ngawur.

Ia mengatakan, kesesatan Al Zaytun yang pertama adalah salah penafsiran Surat Al Mujadalah ayat 11. Bagian doa “minal muslimina wal muslimat” diartikan dengan berdampingan.

Atas dasar ini, Panji Gumilang mengeluarkan hukum perintah merenggangkan shaf sholat. Menurut Kiai Cholil, penafsiran dan perintah seperti itu adalah menyimpang dari kaidah tafsir yang telah baku.

Kesesatan Al Zaytun selanjutnya adalah dugaan penistaan agama yang dilakukan Panji Gumilang. Panji Gumilang pernah mengatakan, Allah sulit bertemu orang Indramayu karena tidak berbahasa Arab.

Ucapan Panji Gumilang itu menyinggung keimanan umat Islam bahwa Allah SWT Maha Tahu, Maha Kuasa, Maha segala-galanya. Ia mengajak umat Islam untuk senantiasa menolak pemikiran sesat itu dan menjaga keutuhan NKRI.

Kesesatan Al Zaytun lainnya adalah meyakini khotibah perempuan diperbolehkan dan perempuan sah hukumnya menjadi khotib sholat. Pernyataan ini, menurut Kiai Cholil, sangat menyesatkan sehingga Panji Gumilang wajib bertaubat.

"Kalau ini diajarkan kepada santri-santri Az-Zaytun, itu penyimpangan. PG segera diproses hukum karena ucapannya banyak merendahkan ajaran Islam dan bikin gaduh. Satu persatu akan dikeluarkan fatwanya," cuit Kiai Cholil.

Disamakan dengan Musaqed dan Lia Eden

MUI telah mengirim surat kepada Panji Gumilang untuk tabbayun. Namun, Panji Gumilang hingga saat ini enggan bertemu dengan MUI.

Dalam akun YouTube resmi Al Zaytun, Panji Gumilang mengaku enggan bertemu MUI karena MUI telah menyatakan Al Zaytun sesat dan menanamkan kebencian. Padahal, MUI sendiri belum mengeluarkan fatwa apapun terkait Al Zaytun.

"Peristiwa ini juga sama dengan dulu musadeq ngaku nabi, itu engga mau ketemu sama MUI, begitu juga Lia Eden, ngga mau ketemu dengan MUI. Jadi kalau tidak mau ditemui MUI dan tak mau menerima MUI, itu sudah biasa ketika kami bersinggungan dengan orang yang melakukan penyimpangan atau kesesatan," kata kiai Cholil saat mengisi webinar yang diselenggarakan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dengan tema PP Al Zaytun : Pendidikan Kontra Produktif, pada Senin, 26 Juni 2023.

Menurut kiai Cholil, MUI telah melakukan tiga model untuk mendapatkan informasi dari Panji Gumilang.

Pertama dengan mendapatkan informasi dari berbagai pihak yang terpercaya tentang kesesatan Al Zaytun dan Panji Gumilang. Kedua dengan mengupayakan bertemu langsung, dan ketiga dengan menyusup. 

Tags

Terkini