umum

Ayo Ngobrol Uang di Garut: Pendampingan Jadi Faktor Penentu Keberhasilan Pembiayaan UMKM

Kamis, 22 Mei 2025 | 17:10 WIB
Kegiatan Diskusi Jurnalis yang diadakan AyoGarut.com bersama jurnalis Garut di Warung Kopi Gulapadi, Kabupaten Garut. (ist)

GARUT, AYOBOGOR.COM – Pendampingan usaha yang menyeluruh menjadi kunci dalam mengubah pembiayaan mikro menjadi alat pemberdayaan yang konkret, khususnya bagi pelaku UMKM perempuan di daerah. Hal ini mengemuka dalam diskusi jurnalis "Ayo Ngobrol Uang" yang digelar AyoGarut.com bersama para jurnalis di Warung Kopi Gulapadi, Kamis (22/5).

Diskusi yang mengangkat tema “Menguatkan Warga Lewat Literasi Keuangan dan Pembiayaan Legal” tersebut menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi, pemerintah, dan pelaku usaha. Salah satu fokus utama adalah bagaimana pembiayaan legal menjadi lebih produktif jika disertai literasi dan pendampingan intensif.

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Garut, Wufron, menegaskan pentingnya literasi keuangan dalam mendorong inklusi. Ia menyoroti bahwa masyarakat perlu dibekali pemahaman dasar dalam mengelola arus kas usaha, bukan hanya diberi akses pada pembiayaan.

“Kalau mau inklusi keuangan meningkat, literasinya dulu yang dibenahi,” kata Wufron.

Ia menjelaskan, pendampingan yang konsisten akan mencegah masyarakat menggunakan pinjaman untuk kebutuhan konsumtif, sekaligus menumbuhkan kebiasaan pencatatan dan perencanaan usaha secara sistematis.

"Pendampingan itu perlu, tujuannya untuk memastikan dana agar digunakan untuk kegiatan usaha, mendorong peningkatan pendapatan dan cashflow, menghindari belanja konsumtif dan memprioritaskan kebutuhan," ujar Wufron.

Pendapat ini diperkuat oleh Ridzky Ridznurdhin, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Garut. Ia menyebutkan bahwa salah satu tantangan dalam mengembangkan UMKM di daerah adalah rendahnya kesadaran tentang pentingnya formalitas usaha.

“Banyak yang sudah bisa akses layanan keuangan, tapi belum punya pemahaman yang cukup,” katanya.

Ridzky mengungkapkan, dari sekitar 601 ribu pelaku UMKM di Garut, hanya 134.548 yang memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB). Padahal, keberadaan NIB sangat menentukan kelayakan permohonan pembiayaan di lembaga resmi.

“Kalau tidak punya NIB, bank tidak akan memberikan pinjaman. Ini yang terus kita dorong,” ujarnya.

Salah satu contoh sukses penerapan pembiayaan legal dengan pendampingan datang dari Ida Ridawati, pelaku UMKM perempuan yang memproduksi keripik dengan jenama Twinnietwoes. Ida merupakan nasabah PNM Mekaar yang merasakan langsung dampak pendampingan terhadap usahanya.

"Dengan pendampingan dan pelatihan yang pas visnis kita akan berjalan sukses. Enggak cuma modal, harus tahu juga cara mengelola keuangan," kata dia.

Ida mengakui bahwa sebelumnya ia menjalankan usahanya secara sederhana tanpa pencatatan yang rapi. Namun setelah bergabung dengan program PNM Mekaar, ia mulai menerapkan manajemen keuangan yang terstruktur.

PNM Mekaar sendiri tidak hanya memberikan modal usaha, tetapi juga edukasi dan pembinaan secara berkala kepada para nasabahnya, yang sebagian besar adalah perempuan pelaku UMKM dari daerah pinggiran dan desa.

Ida menuturkan bahwa kehadiran pendamping yang rutin datang setiap minggu membuatnya terbiasa mendisiplinkan cara kerja dan pengelolaan usaha. Ia juga mulai membangun relasi bisnis dan memperluas pasar lewat komunitas.

Halaman:

Tags

Terkini