AYOBOGOR.COM - Survei Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Ekstrem Nasional (DTSEN) menjadi salah satu langkah penting dalam pemutakhiran data masyarakat yang membutuhkan bantuan sosial.
Pendamping sosial turun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data secara detail dan akurat. Tapi, sebenarnya apa saja sih pertanyaan yang akan diajukan dalam survei DTSEN?
Menurut Arin, seorang pendamping sosial yang telah melakukan banyak survei, proses ini tidak sekadar bertanya soal nama dan alamat.
"Kami menanyakan berbagai aspek mulai dari kondisi tempat tinggal, jenis bantuan yang pernah diterima, hingga data pendidikan dan penghasilan seluruh anggota keluarga," ujarnya dalam chanel YouTube Pendamping Sosial.
Dalam satu survei, pertanyaan bisa mencakup:
- Jenis bantuan yang pernah diterima seperti BPNT, Kartu Merah Putih, atau bantuan beras dari kelurahan.
- Status pendidikan setiap anggota keluarga: apakah masih sekolah, putus sekolah, atau tidak pernah bersekolah.
- Penghasilan dan pekerjaan anggota keluarga: apakah memiliki penghasilan tetap atau hanya kerja harian.
- Kondisi rumah dan fasilitas seperti jenis dinding, lantai, atap, sumber air, listrik, hingga jumlah kendaraan dan perangkat elektronik.
- Jumlah anggota keluarga, termasuk apakah mereka tinggal bersama atau sudah berkeluarga sendiri.
"Kadang satu rumah bisa punya lebih dari lima anggota keluarga, dan semua datanya harus dimasukkan satu per satu. Kalau jaringannya buruk, data bisa gagal tersimpan dan kami harus mulai dari awal lagi," kata Arin sambil tertawa kecil mengingat tantangan teknis di lapangan.
Ia menambahkan, data yang dikumpulkan sangat krusial untuk menentukan kelayakan penerima bantuan. “Kadang masyarakat mengira kami hanya datang untuk mendata biasa, padahal ini berpengaruh langsung ke peluang mereka mendapat bantuan sosial.”
Survei DTSEN bukan sekadar formalitas, tapi usaha nyata untuk memastikan bantuan pemerintah tepat sasaran.
Maka, ketika pendamping sosial datang ke rumah, pastikan seluruh dokumen seperti Kartu Keluarga dan KTP tersedia agar proses berjalan lancar.
Dengan keterbukaan dan kerjasama warga, survei ini bisa menjadi pintu masuk untuk kehidupan yang lebih layak melalui bantuan yang lebih tepat guna.***