AYOBOGOR.COM - Airin Rachmi Diany yang kini santer dibincangkan sebagai salah satu calon Gubernur Banten di Pilkada Banten 2024 memiliki banyak prestasi diantaranya ia pernah menjadi Mojang Priangan hingga menjadi Putri Indonesia 1995.
Dikutip dari berbagai sumber, Airin Rachmi Diany merupakan salah satu anggota keluarga besar yang paling berpengaruh di Provinsi Banten.
Diketahui Airin merupakan isteri dari Tubagus Chairi Wardana seorang pengusaha yang sempat terlibat kasus korupsi bersama kakaknya, Ratu Atut Chosiyah Mantan Gubernur Banten.
Dikutip dari laman Youtube Kompastv, Airin menyatakan bahwa awal mula dirinya terjun ke dunia politik karena diberi tugas oleh Mantan Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah.
“Jadi pada saat kakak ipar saya, Ibu Atut terjun dalam pilkada Gubernur Banten 2006 itukan pertama kali dipilih langsung oleh masyarakat, dan kami keluarga mendukung beliau dalam rangka pilgub waktu itu,” ujar Airin.
“Dan saya ditugaskan saya juga support di daerah Tangerang Raya, Provinsi Banten. Kakak saya yang lain di daerah luar Tangerang Raya dan saya di Tangerang Raya,” sambung Airin.
Airin menyatakan kala itu Ratu Atut terpilih sebagai Gubernur Banten, dan dirinya ketika berkeliling kampanye banyak bersetuhan langsung dengan masyarakat.
Baca Juga: Jangan Pernah Lakukan 3 Hal Ini Agar Nama Anda Tidak Dicoret dari Daftar Penerima Bansos
“Pada saat saya keliling dan silaturahmi pada masyarakat dan Alhamdulillah pada saat itu Ibu Atut menang, sebagai gubernur. Saya silaturahminya tidak putus jadi mungkin karena saya seneng silaturahmi ketika tokoh mengundang saya, saya ikut hadir di sana,” jelasnya.
Airin menjelaskan bahwa dari saat itulah momentum dirinya untuk terjun langsung ke dunia politik. Selain dari itu ia pun mengaku ada tawaran padanya untuk dicalonkan menjadi kepala daerah. Akhirnya Airin pun ikut kontestasi Pilkada Tangerang Selatan dan terpilih selama 2 periode.
Airin mengaku dengan begitu ia dapat masuk ke wilayah birokrasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang bersetuhan dengan kepentingan orang banyak di suatu daerah yang dipimpinnya.
Menurut Airin di dunia politik khusunya pilkada atau pemilihan kepala daerah merupakan sesuatu yang tidak dapat dianggap entang karena banyak parameternya.