AYOBOGOR.COM - Indonesia bersiap memasuki musim kemarau panjang. Setidaknya 19 persen zona wilayah Indonesia memasuki zona musim kemarau. Dimulai dari wilayah Aceh, Sumatra Utara, Riau, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan suhu mencapai 40 derajat celsius.
Di wilayah Jawa Barat, Subang dan Indramayu menjadi wilayah yang sudah mengalami musim kemarau sejak bulan April lalu. Kondisi ini mengkhawatirkan mengingat Subang menjadi salah satu wilayah lumbung padi nasional.
Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah sebagai mitigasi ancaman bencana kekeringan dan krisis pangan. Pemerintah harus mengambil kebijakan untuk mengantisipasi ancaman tersebut, yaitu dengan bantuan pompanisasi bagi petani, dan mitigasi pangan untuk masyarakat miskin.
Bantuan tersebut bertujuan untuk mencegah krisis cadangan pangan yang berakibat pada tingginya inflasi.
Bantuan pompanisasi lahan pertanian, terutama tani padi menjadi upaya pertama untuk menjaga stok pangan terutama beras nasional.
Di wilayah Subang, Jawa Barat, bantuan Pompanisasi disalurkan kepada Kelompok tani sebanyak 25 unit irigasi.
Wilayah Subang merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang telah mendapatkan bantuan program pompanisasi tersebut dengan potensi pertanian mencapai 5,4 juta ton beras.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rakornas pengendalian inflasi, Jumat 14 Juni 2024, juga telah menghimbau agar petani segera memasang dan menjalankan program pompanisasi, mengingat telah memasuki musim kemarau.
Selain bantuan pompanisasi, Pemerintah diharapkan harus mengantisipasi kemungkinan naiknya inflasi, apabila terjadi kekurangan beras secara nasional akibat kekeringan.
Bantuan yang tengah diupayakan oleh Pemerintah yaitu berupa bantuan mitigasi risiko pangan, berupa bantuan langsung tunai (BLT) dan juga bantuan pangan beras 10kg.
Berkaca dari tahun 2023 saat Indonesia mengalami krisis akibat badai el nino, Pemerintah dengan sigap menyalurkan 2 bantuan mitigasi pangan, berupa bansos beras Cadangan Pemerintah (CBP) dan juga BLT El Nino.