Meester Cornelis atau Cornelis Senen merupakan guru agama Kristen yang mendapat izin membuka hutan di kawasan luar Batavia. Ia memiliki darah Portugal dan berasal dari Lontor, Pulau Banda, serta fasih berbahasa Melayu, di samping juga bahasa Portugis (Kreol).
Ia dipanggil Meester, karena ia seorang guru (tuan guru). Setelah gagal menjadi pendeta, pemerintah Belanda justru memberinya izin untuk membuka hutan (jati) di sekitar Sungai Ciliwung.
Hutan yang 'disulapnya' menjadi pemukiman itulah yang kemudian disebut sebagai Jatinegara, dan nama Cornelis Senen sendiri kemudian diabadikan sebagai nama pasar, Pasar Meester.
Meskipun orang kini lebih mengenal kawasan pasar itu sebagai 'Pasar Jatinegara', tak sedikit juga yang tetap menyebutnya sebagai 'Pasar Meester'. Terutama jika kita jalan-jalan ke daerah itu dengan naik angkutan umum, seperti angkot, misalnya. Supir-supir angkutan umum di kawasan tersebut masih menyebutnya sebagai Pasar Meester.
Pasar Lama Jatinegara sendiri sampai saat ini tetap eksis sebagai salah satu pusat ekonomi warga Jatinegara, meskipun banyak berdiri pertokoan megah di sekitarnya.
Baca Juga: Segera Cair! Bansos BPNT dan PKH Via PT Pos Akan Disalurkan Sebelum Lebaran
Pasar itu masih memiliki banyak deretan bangunan peninggalan sejarah, seperti rumah-rumah kuno warga Tionghoa dan eks bangunan Belanda yang masih terawat sampai saat ini, seperti Gereja Koinonia yang dibangun pada akhir abad ke-19, SMP Negeri 14 Jakarta, gedung Eks Kodim 0505, Stasiun Jatinegara, Kantor Pos Jatinegara, Toko Sedap Djaja (dulu bernama toko Wong Hin) yang juga produsen Kopi Bis Kota dan Klenteng Fu De Gong (Hok Tek Tjeng Sien).
Ada Apa di Pasar Lama Jatinegara?
Ya, Pasar Lama Jatinegara ini memang salah satu pasar tertua di Jakarta yang sudah ada sejak tahun 1770-an. Dulu ternama dengan sebutan Pasar Kemis - karena memang hanya buka di hari Kamis, tapi sekarang banyak orang yang sudah tak mengetahui julukan tersebut.
Seperti pasar pada umumnya, di pasar ini juga dijajakan aneka kebutuhan sehari-hari, mulai dari bahan pangan, masakan rumahan, perabotan rumah tangga dan berbagai kebutuhan sandang.
Tak cuma itu, Pasar Lama Jatinegara juga menjual aneka peralatan bekas seperti mesin jahit, pengait besi berbagai ukuran, roda bekas troli, berbagai jenis barang elektronik dan perabot pertukangan yang buka sejak pagi hingga sore hari.
Salah satu lorong yang ramai dikunjungi orang - terutama bapk-bapak, adalah lorong perkakas atau alat-alat pertukangan bekas - meskipun ada pula yang baru.
Meskipun, faktanya, banyak perkakas yang masih bagus dan cukup layak, hingga tak sedikit yang dihargai cukup mahal oleh penjualnya, meskipun bisa ditawar.
Baca Juga: Cuan! bank bjb Bagikan Dividen Rp1 Triliun Hasil Laba Bersih 2023
Di antaranya bor listrik berbagai ukuran ukuran yang rata-rata dijual seharga Rp 100 ribu, vacuum cleaner, alat serut kayu elektronik, pompa air jet pump dan gerinda.