AYOBOGOR.COM -- Pasar Lama Jatinegara, seakan menjadi hidden gem di sebuah kota metropolitan semegah Jakarta. Berwisata ke kawasan ini, seru nggak ya?
Wisata memang tak selalu identik dengan pemandangan indah, tempat-tempat cozy dan kompleks pertokoan mentereng nan wangi.
Bisa juga kita berwisata ke kawasan padat penduduk yang terkesan agak kumuh, panas dan seperti jauh dari 'peradaban' Jakarta yang gemerlap.
Baca Juga: Alhamdulillah! Bansos BPNT Cair Jelang Lebaran 2024, Ini 2 Cara Cek Status Kepesertaan Bansos Anda
Berada di pelosok kawasan timur Jakarta, Pasar Lama Jatinegara menyimpan banyak peninggalan kolonial Belanda yang juga menjadi saksi dari perjuangan rakyat Indonesia di jaman penjajahan.
Seperti halnya Kota Tua di kawasan Jakarta Kota, Pasar Lama Jatinegara ini juga dipenuhi banyak bangunan tua, di antaranya rumah-rumah warga keturunan Tionghoa beraksitektur kuno.
Letak Pasar Lama Jatinegara ini agak terpencil, karena keberadaannya memang 'terkepung' beberapa pasar dan pertokoan yang dibangun di kawasan Balimester tersebut, seperti pusat grosir Jatinegara, pasar batu akik Jakarta Gems Center Rawa Bening dan Jatinegara Trade Center.
Kesan pertama saat kita memasuki pasar ini - kemungkinan besar, adalah, kumuh. Namun, tahukah Anda jika Pasar Lama Jatinegara memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi?
Selain disebut Pasar Kemis, pasar ini dulu juga bernama Mester Passer (Pasar Mester) dan menjadi rute salah satu trem di Batavia.
Jatinegara sendiri awalnya merupakan pusat kabupaten Meester Cornelis, yang meliputi wilayah Bekasi, Cikarang, Tebet, Matraman, Kramat Jati, Mampang, Pasar Rebo, Pondok Gede, Kebayoran dan Pancoran.
Sebagian kalangan mengatakan nama kawasan Meester Cornelis baru berganti menjadi Jatinegara pada masa pendudukan Jepang, sekitar tahun 1942.
Baca Juga: Update BPNT Tahap 3 via KKS Terkini, 2 Bank Himbara Ini akan Cair Duluan Dana Rp200 Ribu
Namun, sebagian lainnya menyebut, Jatinegara yang artinya 'negara sejati' itu sudah diperkenalkan Pangeran Ahmad Jayakarta ketika ia membangun perkampungan Jatinegara Kaum di kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Bahkan sumber sejarah lainnya menyebutkan, kawasan itu memiliki nama Jatinegara karena banyaknya pohon jati di sekitar pinggir Sungai Ciliwung, hingga ketika Jepang datang, kawasan itu berganti nama dari Meester Cornelis diganti menjadi Jatinegara.