AYOBOGOR.COM - Sebuah nama yang tak pernah pudar dari ingatan perjuangan buruh Indonesia adalah Marsinah.
Marsinah lahir pada tanggal 10 April 1969. Ia merupakan anak kedua dari tiga saudara perempuannya.
Marsinah adalah seorang buruh yang aktif dalam gerakan buruh di Indonesia pada tahun 1990-an. Dia menjadi aktivis buruh yang dibunuh dengan keji pada masa Orde Baru.
Marsinah meregang nyawa pada 31 tahun yang lalu, tepatnya pada 8 Mei 1993.
Dia kemudian dimakamkan di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Nganjuk, Jawa Timur.
Kejadian itu menjadi tragedi pembunuhan yang mengguncang bangsa ini lantaran menelan korban seorang pejuang buruh yang berani.
Ribuan orang turun ke jalan untuk menuntut keadilan atas kematian tragisnya dan untuk menegaskan hak-hak mereka sebagai pekerja.
Baca Juga: Tempat Makan Sunda di Bandung Bisa Refil Sambal dan Lalapan Sepuasnya, Surganya Pecinta Pedas Nih!
Bahkan kisahnya sampai jadi sorotan dunia. Seorang demonstran di Auckland, Selandia Baru membentangkan poster bertuliskan "Who Killed Marsinah?" pada Hari Buruh se-Dunia 1 Mei 1995.
Marsinah, seorang perempuan muda pekerja di perusahaan pembuat arloji PT Catur Putra Surya (PT CPS) milik Judi Susanto di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.
Dia menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan dan penindasan yang dihadapi oleh para buruh pada masanya.
Marsinah tidak hanya berjuang untuk hak-hak dasarnya sebagai pekerja, tetapi juga untuk hak-hak sesama buruh di pabrik tempatnya bekerja.
Baca Juga: Tebak-tebakan Gombal yang Bisa Bikin Ayang Tambah Sayang, Kuda Apa yang Paling Bisa Membuat Bahagia?