AYOBOGOR.COM - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menanggapi gerakan boikot produk pro Israel yang belakangan digaungkan oleh masyarakat Indonesia.
Apindo sendiri menilai ada produk-produk yang salah sasaran karena dianggap sebagai produk pro Israel alias berkaitan dengan negara penjajah Palestina itu.
"Lucunya produk-produk buatan Indonesia sendiri itu bisa dianggap sebagai produk berkaitan Israel," kata Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani, dikutip dari Republika, Rabu, 29 November.
Untuk mengatasi kekeliruan, Apindo berencana untuk meluruskannya dengan mengeluarkan daftar produk pro Israel.
Hal ini dilakukan juga, terlebih dari kementerian atau lembaga-lembaga di tanah air belum melakukan hal tersebut.
Bahkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengeluarkan fatwa haram mendukung Israel beberapa waktu lalu tidak menerbitkan pula daftar produk yang dianggap pro negara itu.
"Yang coba kami lakukan adalah meluruskan banyak sekali informasi yang salah di tengah masyarakat," katanya.
Dia memastikan untuk penyusunan daftar produk, paling lama baru diselesaikan pada pekan depan.
Shinta juga menyampaikan bahwa gerakan boikot berdampak pada pengurangan karyawan atau PHK, kendati tidak menyebutkan rinciannya.
"Kita sekarang mau cari data yang tepat, agar tahu masing-masing perusahaan apa betul produknya berkaitan dengan Israel," kata dia.
Salah satu perusahaan yang mengeluarkan produk Indonesia yang dirugikan adalah PT Unilever Indonesia.
Disebutkan, miten berkode UNVR itu sudah lama berbisnis di dalam negeri dan tidak punya sangkut paut dengan Israel.
"Unilever misalnya, kalau kena boikot, pekerja dan petaninya dari Indonesia. Jadi dampak ke Indonesia jauh, kasihan konsumen yang enggak ngerti," tutur Shinta.