Justru malah sebaliknya, saat kita ikhlas memberi, pada hakikatnya kita juga menerima. Dengan memberi, apa yang kita miliki pun akan semakin menambah berkah dan semakin mendekatkan diri kepada yang memberi rezeki yaitu Allah SWT.
Di bulan Dzulhijjah seperti saat ini, wujud syukur dan pendekatan diri kepada Allah SWT melalui berbagi rezeki bisa diwujudkan dalam ibadah kurban. Karena dengan berkurban bisa benar-benar sangat besar manfaatnya bagi orang yang menerima. Bagi yang sulit ketika mencari kebutuhan pangan, maka kurban bisa menjadi solusi untuk meringankan kebutuhan hidup.
Dengan melakukan hal ini kita bisa mengetahui bahwa berkurban mempunyai dua dimensi hikmah. Pertama, dimensi vertikal yaitu bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT untuk mendapatkan keridhaan-Nya. Hal ini juga bisa diketahui dari arti kata kurban itu sendiri berdasarkan etimologi yang berasal dari bahasa Arab qaruba – yaqrubu – qurban wa qurbanan wa qirbanan, artinya dekat.
Kedua, dimensi horizontal atau sosial di mana dengan berkurban ini akan mampu menggembirakan orang-orang yang membutuhkan saat Hari Raya Idul Adha.
Rasulullah SAW bersabda melalui hadits yang diriwayatkan dari Aisyah R.A. yang artinya:
“Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.” (HR. Imam at-Tirmidzi)
Jama'ah yang berbahagia,
Demikian tadi khutbah singkat yang bisa saya sampaikan di siang hari ini. Semoga bermanfaat, dan mudah-mudahan Allah SWT menjadikan kita semua sebagai jiwa-jiwa yang dekat dengan-Nya dan memiliki kepekaan sosial dengan saling berbagi terhadap sesama.
Wassalamu'alaikum Wr.WB.
Nah itulah contoh teks contoh khutbah Jumat singkat menjelang Idul Adha. Semoga menambah keimanan dan ketakwaan kita terhadap Allah SWT!