AYOBOGOR.COM -- Menjelang bulan Ramadan hingga hari raya Idul Fitri, harga kebutuhan pokok sering kali mengalami lonjakan yang cukup signifikan.
Kenaikan harga komoditas pangan strategis seperti minyak goreng, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang putih, dan lainnya biasanya menjadi perhatian utama masyarakat.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan permintaan yang cukup tinggi terhadap bahan makanan menjelang bulan suci Ramadan, karena konsumsi rumah tangga cenderung meningkat selama bulan puasa. Akibatnya, harga-harga bahan pokok ini turut terdorong naik.
Namun, pemerintah telah mengambil langkah antisipasi untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendukung perekonomian melalui penyaluran bantuan sosial.
Presiden dalam kebijakan ekonominya mengoptimalkan bantuan sosial (Bansos) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang akan disalurkan pada bulan Februari dan Maret.
Kementerian Sosial juga berkomitmen untuk menyalurkan berbagai jenis bantuan sosial, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), yang saat ini tengah disalurkan dan diperkirakan akan rampung pada awal Maret 2025. Pada bulan Ramadan, beberapa jenis BLT akan kembali disalurkan untuk membantu perekonomian masyarakat.
Selain BPNT, terdapat tiga jenis bantuan sosial lainnya yang akan dicairkan. Yang pertama adalah Program Atensi, yaitu bantuan layanan yang berbasis keluarga, komunitas, atau residensial melalui kegiatan rehabilitasi sosial.
Program ini bertujuan untuk mencapai keberfungsian sosial individu, keluarga, dan komunitas dalam memenuhi kebutuhan dan hak dasar. Indeks bantuan untuk Program Atensi ini sebesar Rp2,4 juta per tahun per penerima manfaat.
Baru-baru ini, penyaluran bantuan Atensi ini terpantau di Kabupaten Probolinggo, Jawa Tengah, yang diberikan kepada 22 penerima manfaat, termasuk penyandang disabilitas dan Naskah Sosial (NFSA). Bantuan ini diberikan untuk meningkatkan usaha yang sudah ada, seperti usaha pembuatan rantang bambu, pijat netra, warung makan, jual sayur, dan lain-lain.
Bantuan selanjutnya adalah BLT Dana Desa, yang disalurkan oleh pemerintah desa kepada keluarga penerima manfaat (KPM). Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu secara finansial. Besaran BLT Dana Desa adalah Rp300.000 per bulan dan akan diberikan selama 12 bulan mulai dari Januari hingga Desember.
Untuk bulan Maret 2025, beberapa desa akan mulai menyalurkan BLT Dana Desa tahap ketiga. Di daerah yang menyalurkan BLT per bulan, penerima akan menerima bantuan sebesar Rp300.000, sedangkan di daerah yang menyalurkan per tiga bulan, penerima akan mendapatkan bantuan tunai sebesar Rp900.000.
BLT lainnya adalah untuk pelajar atau anak sekolah yang disalurkan melalui Program Keluarga Harapan (PKH). BLT Anak Sekolah diberikan dalam empat tahap, yaitu Januari-Maret, April-Juni, Juli-September, dan Oktober-Desember.
Besaran BLT untuk anak sekolah adalah Rp900.000 per tahun untuk SD sederajat, Rp1,5 juta per tahun untuk SMP sederajat, dan Rp2 juta per tahun untuk SMA sederajat.
Penyaluran BLT Anak Sekolah ini dilakukan melalui bank-bank plat merah seperti BRI, BNI, Mandiri, dan BSI. Selain itu, terdapat juga program Indonesia Pintar yang memberikan bantuan untuk meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin atau rentan miskin.