Oleh karenanya, Silmy berinisiatif untuk tetap menggunakan Pusdakim sebagai backup data Kantor Imigrasi.
Bakcup data di Pusdakim ini pula yang membuat Kantor Imigrasi bisa memulihkan layanan sesegera mungkin.
Seperti diketahui, saat ini Kantor Imigrasi menggunakan AWS sebagai data centre. Namun, kunci pemulihan data pasca peretasan ransomeware itu bukan data centre, melainkan backup data.
“Saya kalau nggak ada backup nggak bisa itu, mau pindah data centre apanya yang mau dipindah,” terangnya.
Baca Juga: Wajib Dicatat, Tanggal Penting Bulan Juli 2024 Ada Pencairan Bansos Dobel 5 Hari Berturut-turut
“Ke depannya kita siapkan [backup] mirror, sehingga kalau ada serangan siber hanya membutuhkan maksimum 1 jam. Kalau kemarin kan 2 hari... Itu pun yang paling cepat di antara yang lain,” lanjut Silmy.
Ia juga mengatakan banyak belajar pada Menteri Kesehatan Budi Sadikin saat menjalankan aplikasi Peduli Lindungi ketika masa pandemi Covid-19.
Silmy mengatakan aplikasi ini juga sempat down. Belajar dari peristiwa itu Silmy menerapkan persiapan backup data di Kantor Imigrasi.
Hal ini dilakukan agar jika sewaktu-waktu terjadi gangguan, misalnya bencana atau serangan siber, layanan bisa berjalan normal kembali dalam waktu secepatnya.***
