AYOBOGOR.COM - Yayasan Pendidikan Islam Al-Inayah (YAPINA) bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) memberikan edukasi kepada masyarakat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Edukasi itu berupa pelatihan penguatan keluarga penyintas bencana. Kegiatan diikuti ratusan peserta dan didominasi para perempuan penyintas gempa bumi di Cianjur pada 2022 silam.
Dalam kegiatan Asdep PHP dalam Rumah Tangga dan rentan KPPPA, Eni Widiyanti menerangkan bahwa pelatihan ini begitu penting karena menurutnya keluarga penyintas bencana, terutama perempuan dan anak-anak sangat rentan mengalami kekerasan.
Menurut Eni ada beberapa sebab yang melatarbelakangi kerentanan itu meningkat, antara lain karena mereka terpisah dari keluarga, akses perlindungan, layanan kesehatan, pendidikan, keamanan terganggu, sistem dukungan masyarakat tidak berfungsi, serta meningkatnya kehadiran orang asing.
"Bencana juga berpotensi meningkatkan kekerasan berbasis gender, seperti pelecehan seksul, pemerkosaan, kekerasan fisik, serta perdagangan orang," ungkap Eni dalam paparannya, Jumat, 17 Mei 2024.
Eni menyebut, sensitifitas gender dapat membantu penanganan bencana yang memenuhi kebutuhan khusus laki-laki dan perempuan serta disabilitas, anak-anak maupun lansia sehingga bisa mencegah atau meminimalisir terjadinya kekerasan.
"Kita juga perlu menyediakan “Ruang Ramah Perempuan" selama situasi kritis saat bencana untuk memberikan keamanan dan kenyamanan terhadap perempuan dan anak," ucapnya.
Selain itu, kesiapan keluarga menghadapai bencana (banjir, gempa bumi, tsunami, letusan gunung Merapi) ini menjadi bekal untuk kelurga agar selalu siap siaga ketika bencana terjadi.
"Karena bencana akan datang dalam situasi yang tidak disangka sangka . Kesiapan penyelamatan diri itu yang paling utama karena ketika semua bisa menyelamatkan diri sendiri maka akan meminimalisir korban," pungkasnya.
Senada dengan itu, Firman Abdul Rasyid selaku ketua panita mengungkapkan bahwa kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan kesiapsiagaan keluarga dalam menghadapi ancaman bencana.
Baik saat terjadi bencana dan pasca bencana, serta meningkatkan peran perempuan dalam pemberdayaan pasca bencana, dari berbagai sektor di antaranya pemulihan ekonomi.