AYOBOGOR.COM - Gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas di Palestina ditunda. Sejatinya, rencana itu akan berlangsung mulau Kamis, 23 November 2023 pukul 10.00 waktu setempat.
Hanya saja karena beberapa alasan, gencatan senjata antara kedua pihak harus ditunda, sehingga para sandera di pihak masing-masing harus lebih bersabar.
Menurut kabar, penundaan gencatan senjata itu karena belum jelasnya mekanisme penukaran sandera dari kedua belah pihak.
Di samping itu, kedua belah pihak menunggu daftar nama sandera sebelum eksekusi pembebasan dilakukan.
Adapun kewajiban Hamas membebaskan 50 sandera, sedangkan Israel sebanyak 150. Para sandera di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Sementara itu, Israel diakabarkan malah menambah sandera dari pihak Palestina. Sandera yang baru 'diculik' adalah petugas medis dari RS Al Shifa di Kota Gaza.
Menurut Kepala Departeman RS Al Shifa Khalid Abu Samra penyanderaan itu dilakukan terhadap direkrut fasilitas rumah sakit, serta beberapa dokter senior.
"Dokter Mohammad Abu Salmiya ditangkap bersama dengan beberapa dokter senior lainnya," kata dia, dilansir dari Arab News, dikutip Republika.
Sebelum itu, gencatan senjata di antara kedua belah pihak dianggap sangat penting, terlebih melihat kondisi masyarakat Palestina di Gaza.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian bahkan menyebut, bila praktik itu batal dilakukan bisa membuat perang Gaza semakin meluas.
Sementara itu, berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan pada Rabu, 22 November 2023, korban tewas kekejian Israel terus bertambah.
Terhitung sejak 7 Oktober 2023, korban tewas dari pihak Palestina mencapai 14.128 orang.
Di antara belasan ribu korban, mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan.
Korban anak-anak mencapai 5.600 orang, sedangkan perempuan mencapai 3.550 orang.