AYOBOGOR.COM - Jerman menjadi salah satu negara yang membela Ukraina saat negara tersebut berperang dengan Rusia.
Dalih Jerman adalah invasi Rusia ke Ukrania berkaitan dengan hak asasi manusia (HAM). Bahkan hal tersebut disampaikan kepada PBB.
Namun bagai dua sisi mata koin, Jerman tidak masalah dengan agresi militer yang dilancarkan oleh Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Padahal sejauh ini, sudah ada 11 ribuan lebih korban nyawa dari masyarakat Palestina, di mana lebih dari sepertiganya merupakan anak-anak.
Jerman dengan tegas menolak seruan gencatan senjata yang dimintakan berbagai pihak di jalur Gaza.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock berujar bahwa gencatan senjata tidak menjamin para sandera Hamas akan selamat.
“Saya benar-benar memahami situasi yang mengerikan ini, di mana anak-anak, perempuan, ibu, keluarga yang tidak bersalah tidak hanya sangat menderita, tetapi mereka juga sekarat," ujar dia.
"Namun, dorongan saja tidak cukup untuk membantu masyarakat benar-benar menjamin keamanan dan perdamaian,” kata dia kepada wartawan di Brussels, menyadur Republika.
Kendati begitu, dirinya dan pemerintah berbagai negara di Eropa mendukung jeda kemanusiaan yang sifatnya sementara.
Jeda kemanusiaan itu dilakukan untuk menyalurkan bantuan kepada warga sipil.
Sejak konflik meletus pada Oktober lalu, Jerman menyikapi bahwa agresi adalah bentuk perlawan Israel yang memiliki hak membela diri.
Jerman juga berujar memiliki tanggungjawab historis atas keamanan Israel karena kejahatan Nazi terhadap Yahudi selama PD II terhadap orang-orang Yahudi.