Di bawah asuhannya, nama-nama seperti Marselino Ferdinan, Pratama Arhan, dan Asnawi Mangkualam mulai bersinar.
Bahkan, beberapa pemain berhasil mendapatkan perhatian klub-klub internasional dan berkarier di luar negeri, seperti di Korea Selatan dan Eropa.
Di level junior, Shin juga berhasil mempersiapkan Timnas U-19 untuk menghadapi Piala Dunia U-20 yang semula direncanakan berlangsung di Indonesia pada 2021.
Meskipun akhirnya turnamen tersebut batal digelar di Indonesia karena pandemi, Shin berhasil membangun fondasi yang kuat untuk generasi muda sepak bola Indonesia.
Salah satu momen paling berkesan di bawah kepemimpinan Shin adalah kemenangan Timnas Indonesia atas Kuwait dalam babak kualifikasi Piala Asia 2023.
Hasil ini mencatat sejarah karena menjadi kemenangan pertama Indonesia atas Kuwait dalam ajang resmi, sekaligus menunjukkan peningkatan performa Timnas di level internasional.
Tidak hanya fokus pada taktik, Shin Tae-yong juga dikenal peduli terhadap fisik dan mental pemain.
Ia membawa metode latihan modern yang menuntut kedisiplinan tinggi, termasuk memperbaiki pola makan dan kebugaran pemain.
Hal tersebut membuat para pemain Indonesia lebih siap bersaing dengan tim-tim dari negara lain.
Meskipun banyak prestasi yang diraih, perjalanan Shin bersama Timnas Indonesia tidak selalu mulus.
Kritik terhadap hasil pertandingan tertentu dan komunikasi yang kurang harmonis dengan manajemen PSSI menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pemecatannya.
Namun, tidak dapat disangkal bahwa Shin Tae-yong telah memberikan perubahan besar dalam sistem sepak bola nasional.
Erick Thohir, dalam pernyataannya, menyebutkan bahwa PSSI mengapresiasi kontribusi Shin Tae-yong selama lebih dari empat tahun terakhir.
Namun, demi mencapai target lolos ke Piala Dunia 2026, PSSI merasa perlu ada penyegaran di posisi pelatih.
Keputusan ini menuai reaksi beragam dari publik. Banyak penggemar sepak bola yang merasa kecewa karena Shin Tae-yong dianggap sebagai sosok yang berhasil meningkatkan kualitas Timnas.