news

Serangan Digital terhadap Media Siber Jadi Ancaman terhadap Kebebasan Pers dan Keberlanjutan Perusahaan Media

Jumat, 21 Februari 2025 | 10:44 WIB
Serangan Digital pada Perusahaan Media Siber Merupakan Bentuk Kekerasan terhadap Pers

Salah satu contoh serangan DDoS terbesar adalah yang dialami Narasi.tv pada September 2022. Seluruh konten situs Narasi tidak dapat diakses karena serangan ini, bahkan beberapa perangkat dan akun media sosial redaksi pun diretas.

Setelah serangan, Narasi menerima ancaman bertuliskan “diam atau mati.” Meskipun sudah dilaporkan ke polisi, hingga kini pelaku belum ditemukan.

Serangan DDoS juga menimpa KBR.ID pada 2023, yang menyebabkan situs mereka tidak dapat diakses selama tujuh hari.

Dalam kasus yang sama, Project Multatuli juga menjadi sasaran serangan DDoS setelah memberitakan isu ojek online dan pencabulan di Sulawesi.

Baca Juga: Jadwal Pencairan Bansos PKH BPNT Tahap 1 Tahun 2025 di PT Pos Indonesia, KPM Wajib Tahu!

Tempo dan Suara.com juga mengalami serangan DDoS di tahun 2023, setelah memberitakan masalah judi online dan kepolisian.

Suwarjono, CEO Suara.com, menjelaskan, “Serangan masuk ke server dalam jumlah yang sangat besar, mengakibatkan kerja server menjadi lambat.” Tak hanya media nasional, serangan DDoS juga memengaruhi banyak media lokal.

Muhammad Ridwan dari Pojoksatu.com menceritakan bahwa serangan DDoS terjadi pada 2020-2022, mengakibatkan lonjakan traffic palsu yang membebani server mereka.

Hal serupa juga dialami oleh Subagja Hamara, Direktur Utama Harapanrakyat.com, yang mengatakan bahwa serangan DDoS dan malware menghancurkan performa situs mereka, menurunkan traffic hingga 80 persen.

Dampak dari serangan digital ini bukan hanya pada biaya operasional, tetapi juga memengaruhi kebijakan editorial media.

Ridwan dari Pojoksatu.com mengungkapkan bahwa beberapa konten terpaksa diturunkan untuk menghindari meluasnya serangan. Tindakan ini menunjukkan adanya efek swa-sensor yang diinginkan pelaku serangan.

AMSI pun mendesak Dewan Pers dan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mendesak aparat penegak hukum agar menindak tegas serangan digital terhadap media.

“Jangan sampai media di Indonesia takut untuk menerbitkan berita kritis dan independen karena ancaman kebangkrutan akibat serangan digital,” kata Wahyu Dhyatmika.

Tentang AMSI

Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) adalah organisasi yang mewadahi media-media digital di Indonesia, dengan tujuan memperjuangkan kepentingan media siber, memajukan jurnalisme independen, serta meningkatkan kapasitas dan profesionalisme media digital di Indonesia [www.amsi.or.id].

Halaman:

Tags

Terkini