AYOBOGOR.COM -- Bakal Calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi membentuk tim pemenangan saat mengunjungi Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat, Kamis 19 September 2024 malam.
Tim Pemenangan pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan ini dipimpin oleh Mayjen TNI Purnawirawan, Dwi Jati Utomo. Adapun yang menjadi sorotan adalah, dipilihnya Komedian Sule sebagai juru bicara.
Adapun alasan Dedi Mulyadi memilih Sule menjadi juru bicaranya, salah satunya karena teman dekat juga mempunyai kemampuan komunikasi yang baik karena seorang pelawak dan sering tampil di televisi.
Baca Juga: Tempat Ngopi di Puncak dengan View Super Cakep, Kopi Nako Cibogo
“Pertama dia teman lama, kemudian kang Sule mempunyai kemampuan komunikasi yang baik, dia sudah biasa mengisi acara televisi yang formal Dan kemudian jubir itu harus membahagiakan, jadi orang itu kalau melihat jubir itu biasanya yang cantik dan membahagiakan, dan kang sule merupakan dari bagian dari itu, politiknya menjadi politik ke bahagiakan, karena gaya kepemimpinan saya jenaka, karena gaya kepemimpinan sunda itu jenaka,” ujarnya.
Dedi Mulyadi membentuk tim pemenangan dengan nama ‘Gawe Rancage’. Artinya, orang yang sudah terlatih juga memiliki pengetahuan dan strategi yang cukup untuk bekerja.
“Yang pertama saya melakukan pendekatannya kultural, jadi saya tidak menyebut tim pemenangan tetapi barisan gawe rancage, artinya orang yang sudah terlatih kemudian memiliki pengetahuan yang cukup, memiliki strategi yang cukup untuk gawe itu bekerja, rancage," jelas Dedi Mulyadi.
Selain itu, Bacagub Jabar ini juga menyebut, tugasnya sebagai pemimpin di Jawa Barat ini sebagai perjalanan ritual dan spiritual.
“Nah saya kan dalam setiap hari mengerjakan apa yang menjadi tugas tugas pemimpin di Jawa barat. Jadi sesi tidak menganggap ini sebuah kontestasi Pemilu sebagaimana saya alami sebelum sebelumnya saya menganggap ini adalah sebuah perjalanan ritual dan spiritual dari prosesi kepemimpinan di Jawa barat,” jelasnya.
Kemudian, Dedi menjelaskan mengapa mengangkat militer sebagai pemimpin tim pemenangannya dan menyebut soal kultur Siliwangi.
“Alasan mengangkat dari militer sebagai yang pertama adalah bahwa kita mengetahui kultur masyarakat Jawa Barat itu adalah kultur Siliwangi. Nah, kultur Siliwangi itu kultur silih asah silih asih, silih asuh itu filosofi dasar,” tambahnya.
Lebih lanjut, Dedi Mulyadi menyoroti soal bencana gempa bumi yang terjadi di Jawa Barat baru-baru ini. Dirinya menyebut, tata ruang merupakan hal yang dapat dilakukan untuk membenahinya.
Baca Juga: Dimsum Toko Sebelah: Surga Dimsum 24 Jam di Bogor dengan Lebih dari 100 Varian!