AYOBOGOR.COM - Calon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengusulkan penggunaan pembangkit listrik berbasis sampah di beberapa wilayah di Jawa Barat. Langkah ini akan dilakukan sebagai solusi mengatasi masalah lingkungan di beberapa daerah di Jabar.
Menurut Dedi, sampah yang selama ini menjadi masalah lingkungan, tapi dengan memanfaatkan mesin pengolah justru dapat diubah menjadi sumber energi terbarukan.
“Kami ingin mengubah sampah menjadi energi listrik. Sudah ada perusahaan swasta yang akan membangun pabrik pengolahan sampah di Purwakarta. Nantinya, pabrik tersebut akan memanfaatkan sampah dari Karawang dan Bekasi,” ujar Dedi usai acara KDM Menyapa Jabar Istimewa di Bogor, Rabu 11 September 2024 malam.
Dedi menjelaskan, rencana pengolahan sampah menjadi energi listrik di Purwakarta merupakan langkah awal. Jika berhasil, model ini akan diterapkan di wilayah-wilayah lain di Jawa Barat. Tak terkecuali di Bandung Raya yang hingga saat ini sampah masih menjadi pekerjaan rumah.
Jika listrik yang dihasilkan dapat dijual langsung kepada masyarakat dan industri, lanjut Dedi, hal ini akan membuat harga listrik menjadi lebih murah.
“Bayangkan kalau di lima wilayah ada pembangkit listrik berbahan baku sampah, lalu listrik itu dijual langsung kepada masyarakat dan industri. Ini akan membuat harga listrik lebih terjangkau,” tambahnya.
Dia mencontohkan keberhasilan beberapa negara dan daerah lain yang telah menjalankan proyek serupa, seperti Singapura, Cina, dan salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Dia menegaskan bahwa proyek ini harus segera diwujudkan, tidak hanya sekedar rencana.
Menurut Dedi, masalah sampah juga mestinya memberikan kesejahteraan bagi para pekerja. Dia menilai, kesejahteraan petugas kebersihan yang masih kurang. Padahal para petugas kebersihan berperan penting dalam menjaga kebersihan kota.
“Masalahnya, banyak petugas kebersihan yang dibayar di bawah standar, seperti di Bekasi dan Karawang. Di sana UMK sudah mencapai Rp 5,2 juta, tetapi petugas kebersihan hanya mendapatkan Rp 1,8 juta. Ini harus segera diperbaiki,” ungkapnya.
Dedi menilai, perlu ada standar kesejahteraan bagi para petugas kebersihan, termasuk jaminan kesehatan, kecelakaan kerja, dan jaminan hari tua. Selain itu, dia menekankan pentingnya memberikan kelengkapan alat keselamatan kerja kepada petugas kebersihan.
“Banyak dari mereka yang bekerja tanpa perlindungan memadai. Bayangkan, mereka sering menginjak paku, beling, bahkan tusuk sate ketika bertugas. Ini adalah masalah yang harus segera diselesaikan,” tambahnya.*