Ia mengapresiasi sejumlah provinsi yang menduduki peringkat tertinggi dalam indeks pembangunan keluarga (ibangga) pada tahun 2023 yang meliputi ketentraman, kemandirian, dan kebahagiaan.
Daerah yang dimaksudnya tersebut antara lain Provinsi Aceh (65,07), Bali (64,75), Kepulauan Riau (64,65), Kalimantan Timur (Kaltim) (64,29), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) (64,02), dan Kalimantan Utara (Kaltara) (63,95).
Hasto juga mengapreasi Provinsi Jawa Tengah karena memiliki skor ibangga tertinggi di antara provinsi lainnya yakni 62,92.
Sehingga karena hal ini Provinsi Jawa Tengah tepatnya di Kota Semarang membuatnya mendapatkan penghargaan “Daerah Terinovasi dalam Pembangunan Keluarga 2024” dari BKKBN.
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang diberikan penghargaan itu karena dinilai memiliki komitmen dalam program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana.
Selain itu, Pemkot Semarang juga dinilai berhasil dalam melakukan percepatan penurunan stunting (kurang gizi) dan mewujudkan keluarga berkualitas menuju Indonesia emas pada tahun 2045.
Sementara itu, untuk provinsi lainnya yakni Jawa Timur (Jatim) (61,73), Jawa Barat (Jabar) (60,15), dan Sumatera Utara (Sumut) (59,67) yang juga memiliki skor yang cukup tinggi dalam ibangga.
Ia menambahkan, tingginya angka kemandirian di sejumlah provinsi menggambarkan kemakmuran di wilayah itu.
Contohnya seperti di Kalimantan Timur yang memiliki skor indeks kemandirian (57,45) dan Riau (56,05).
Atas kabar mengenai Kepala BKKBN Hasto Wardoyo yang menyebut keluarga di Indonesia tetap bahagia meskipun kemandirian secara ekonomi belum baik dan sedikit miskin membuat warganet ramai-ramai memberikan komentarnya.
Tak sedikit warganet yang melakukan sindiran kepadanya karena menurut warganet masih banyak kasus di Indonesia seperti KDRT dan pembunuhan sehingga indeks kebahagiaan di Indonesia seharusnya dinilai rendah bukannya tinggi.
Tak sedikit juga warganet yang mempertanyakan keakuratan indeks kebahagiaan itu karena ia merasa tidak bahagia dan tidak ikut disurvei.
Selain itu, tak sedikit warganet yang menilai kebahagian rakyat rusak karena posisi-posisi di pemerintahan diisi oleh orang-orang yang tidak ahli di bidangnya.
“Gak lihat tuh banyak banget kasus KDRT pembunuhan dan kriminal, bahagia dari mana,” sindir salah seorang warganet.
“Perasaan saya belum pernah disurvey. Dari mana datanya,” komentar salah seorang warganet.