"Kami sangat serius menegakkan kebijakan ini," tegas Anggini.
TikTok juga menyediakan berbagai fitur keamanan yang bisa dimanfaatkan oleh remaja dan orang tua.
Misalnya, pengguna berusia 14-15 tahun tidak bisa mengirim pesan langsung, sementara pengguna 16-17 tahun memiliki opsi pesan langsung yang nonaktif secara default.
Selain itu, ada pengaturan privasi yang ketat untuk melindungi akun remaja.
TikTok pun memprioritaskan transparansi.
Dalam laporan Kuartal 1 hingga 3 tahun 2024, lebih dari 66 juta akun yang diduga dimiliki oleh pengguna di bawah 13 tahun telah dihapus.
"Ini menunjukkan komitmen kami untuk menegakkan kebijakan batas usia," kata Anggini.
TikTok memiliki fitur "Pelibatan Keluarga" yang memungkinkan orang tua mengontrol aktivitas anak mereka di platform.
Fitur ini mencakup pembatasan waktu penggunaan, filter konten, dan pengaturan privasi.
Selain fitur dalam aplikasi, TikTok juga menyediakan sumber daya edukasi berupa booklet dan website khusus untuk remaja dan orang tua.
Materi ini dirancang untuk membantu pengguna memahami cara menjaga keamanan di dunia digital.
Selain itu, TikTok aktif menggelar kampanye "Saling Jaga" untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keamanan digital.
Salah satunya adalah melalui workshop bersama AMSI dan roadshow edukasi ke sekolah-sekolah.
"Kami sudah mengunjungi enam sekolah pada Kuartal 4 tahun 2024," ungkap Anggini.
TikTok bekerja sama dengan organisasi seperti Sejiwa dan AMSI untuk mengembangkan program perlindungan remaja.