Sebelumnya, Usman Kansong selaku Direktur Jenderal Informasi dan Pelayanan Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Ditjen IPP Kominfo) menyampaikan, pihaknya masih menyelidiki serangan Brain Cipher Ransomware yang menimpa PDNS, Minggu (23/6/2024).
Diakuinya, pihaknya akan membawa persoalan ini ke jalur hukum apabila saat dilakukan penyelidikan yang dilakukan oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri) yang bekerja sama dengan BSSN ditemukan adanya dugaan tindak pidana.
Ia menambahkan, untuk mengatasi persoalan ini Kominfo melakukan kerja sama dengan BSSN dan Mabes Polri.
Sebagai informasi tambahan, akibat serangan ini menyebabkan layanan Ditjen Imigrasi terganggu sejak Kamis (20/6/2024) hingga Jumat (21/6/2024).
Sebagai informasi tambahan lainnya, Brain Cipher Ransomware adalah virus atau malware (perangkat jahat) yang dirancang oleh beberapa orang dengan varian Lockbit untuk menyerang sistem komputer atau data baik perorangan maupun korporasi. Lalu, menguncinya dengan enkripsi.
Brain Cipher Ransomware merupakan pengembangan terbaru dari Ransomware Lockbit 3.0.
Pelaku kemudian meminta sejumlah uang tebusan yang jumlahnya tidak sedikit karena bisa mencapai miliaran rupiah seperti yang dilakukan oleh geng hacker (peretas) yang meretas PDN milik pemerintah ini.
Menurut Alfons Tanujaya selaku pengamat keamanan siber dari vaksincom, apabila ransomware dapat diunduh oleh pihak yang melacaknya hal ini sangat berbahaya karena pelacak sebagai pemilik data akan menjadi korban eksploitasi data.
Alfons memperkirakan sudah ada ratusan hingga ribuan data dienkripsi oleh para peretas di PDN Kominfo.
Alfons mengkhawatirkan data yang ada di Imigrasi karena mengandung banyak informasi sehingga dinilainya sangat sensitif.
Atas kabar mengenai PDN yang diserang Brain Cipher Ransomware ini membuat warganet ramai-ramai memberikan komentarnya.
Tak sedikit warganet yang memberikan kritik kepada Kominfo yang dinilai buruk dalam mengatasi persoalan serangan siber ini dan berharap agar para pegawai Kominfo diganti dengan orang-orang yang kompeten di bidangnya.
“Intinya kalian semua gak kompeten untuk pekerjaan ini,” kritik salah seorang warganet.
“Cuman kerja mereka kek ga sebanding sama gaji dari pajak yang disetorin,” balas salah seorang warganet.
“Anggaran aja gede2an, sdm nya minus semua,” sindir salah seorang warganet yang diberikan dengan tambahan satu buah emoji tertawa.