gaya-hidup

Penderita Penyakit Jantung yang Berpuasa Jarus Perhatikan Hal Ini

Rabu, 29 Maret 2023 | 05:33 WIB
Qadha Puasa Ramadhan (Pixabay)

AYOBOGOR.COM -- Puasa tidak menghalangi penderita penyakit jantung atau masalah kardiovaskular. Pasien jantung yang penyakitnya terkendali dapat berpuasa, jika dokter mereka menyetujuinya.

Namun, berpuasa tanpa persetujuan dokter dapat menyebabkan risiko yang mengancam jiwa. Meskipun banyak penelitian telah dilakukan di seluruh dunia mengenai hal ini, masih belum ada konsensus mengenai beberapa masalah.

"Jadi, setiap pasien harus berkonsultasi secara khusus ke dokter. Keputusan ini harus dibuat bersama dengan dokter," kata spesialis bedah kardiovaskular di Rumah Sakit Acıbadem Taksim Turki, dr Macit Bitargil dilansir dari Republika.co.id pada Rabu, 29 Maret 2023.

Bitargil menjelaskan lima poin penting yang harus diperhatikan oleh pasien penyakit kardiovaskular tetapi diizinkan untuk berpuasa dengan cara yang terkendali oleh dokter mereka. Berikut penjelasannya :

1. Air putih di antara waktu berbuka puasa dan sahur

Bitargil menekankan, sangat penting bagi pasien dengan masalah kardiovaskular yang diperbolehkan puasa untuk tetap terhidrasi. Jika keseimbangan air diabaikan, insiden seperti peningkatan beban kerja jantung, pingsan, serangan jantung, dan kematian dapat terjadi karena hipovolemia (dehidrasi pada tubuh).

"Untuk alasan ini, mengonsumsi sekitar dua hingga 2,5 liter air secara berkala menjadi penting, terutama antara waktu berbuka puasa dan sahur,” kata dia.

2. Cukupi kebutuhan nutrisi

Bitargil mengatakan makanan asin, pedas, dan minuman asam dan manis harus dihindari. Menurut dia, akan lebih sehat jika engonsumsi makanan kaya sayuran dan rempah-rempah, mengonsumsi ikan daripada daging merah, dan lebih memilih makanan yang direbus, dikukus, dan dipanggang daripada yang digoreng.

“Juga penting bagi kesehatan jantung untuk menghindari kue-kue dan makanan manis dengan sirup dan menghindari makanan yang mengandung garam berlebihan,” kata dia.

3. Perhatikan jadwal pengobatan

Bitargil mengatakan bahwa risiko serius yang mengancam jiwa dapat muncul jika pasien yang memiliki risiko kardiovaskular berpuasa tanpa berkonsultasi dengan dokter. Dia menekankan pentingnya mengatur jadwal pengobatan dan waktu minum obat dengan dokter selama bulan Ramadhan dan tetaplah berkomunikasi secara dekat dengan dokter.

"Terutama bagi mereka yang perlu menggunakan antikoagulan, (jika mereka) berhenti mengonsumsi pengencer darah atau mulai tidak menggunakannya, mereka dapat menghadapi konsekuensi yang parah mulai dari risiko stroke hingga kehilangan nyawa,” kata Bitargil.

Perhatian saat berolahraga

Halaman:

Tags

Terkini