AYOBOGOR.COM - Menanggapi kenaikan harga beras yang tidak terkendali, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, bekerjasama dengan Bulog menyelenggarakan operasi pasar murah.
Operasi pasar ini menjawab keluhan warga mengenai harga bahan pokok (sembako) terutama beras, yang harganya semakin sulit dijangkau.
Di Kota Bogor, kenaikan harga terpantau di seluruh pasar tradisional.
Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Tristanto menyampaikan keluhan warga Bogor mengenai
kenaikan harga beras yang tidak terkendali di pasar.
Baca Juga: Ade Rai Bagikan Tips Tahan Lapar Saat Puasa, Bisa Diterapkan Saat Ramadhan 2024 Tiba
Ia mengatakan bahwa kenaikan bahan kebutuhan pokok menjelang hari raya memang kerap terjadi,
namun kali ini menyentuh pada kebutuhan pokok yang paling dasar, yakni beras.
Ia mendorong Pemerintah Kota Bogor berkolaborasi dengan Pemerintah Pusat untuk mempercepat langkah penurunan harga beras yang melonjak tinggi.
Seperti diketahui, bahwa harga bahan kebutuhan pokok, terutama beras, sedang mengalami kenaikan yang cukup signifikan sejak akhir tahun 2023 dan terus meroket hingga saat ini.
Melansir dari berbagai sumber, terpantau harga beras dipasar Cibinong untuk harga eceran beras termurah mencapai Rp13.000 per liter, sedangkan beras premium mencapai Rp16.000 per liter.
Harga tersebut telah melampaui batas harga eceran yang ditetapkan Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Berdasarkan peraturan Bapanas nomor 7 Tahun 2023,HET beras premium maksimal Rp14.800 per kg untuk pulau Maluku dan Papua. Sedangkan di pulau lain di Indonesia, harga HET harus di bawah Rp14.500 per kg.
Menurut Kepala Bapanas, Arif Prasetyo Adi, harga beras mahal lantaran harga gabah kering panen (GKP) yang mencapai Rp8000 per kg. Biasanya, sambing Arif, harga beras dua kali lipatnya.
Bencana banjir di sejumlah daerah turut menyumbang minimnya pasokan hasil panen yang
menyebabkan naiknya harga jual padi dan berimbas tidak terkendalinya harga beras ditingkat pengecer.