KUR BRI 2023 Online Belum Dibuka, Begini Kata Sri Mulyani Kondisi Stabilitas Keuangan Negara

photo author
- Rabu, 1 Februari 2023 | 13:55 WIB
KUR BRI 2023 Online Belum Dibuka, Begini KatSri Mulyani  Kondisi Stabilitas Keuangan Negara
KUR BRI 2023 Online Belum Dibuka, Begini KatSri Mulyani Kondisi Stabilitas Keuangan Negara

Adapun total surplus US$ 54,46 miliar pada tahun 2022 membuat neraca perdagangan akan terus berjalan lebih baik dari perkiraan.

Hal ini akan menjadi surplus tertinggi yang pernah ada. Sebaliknya, inflasi tahun 2022 juga tercatat sebesar 5,51% dan laju inflasi inti sebesar 3,36%.

Menurut KSSK, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 mampu bertahan stabil di kisaran 5,2-2,3%.

Lebih cepat dari yang diantisipasi, inflasi turun. Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatat inflasi 5,51% (yoy) pada akhir tahun 2022, jauh lebih rendah dari prakiraan menyusul penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada September 2022.

Sementara itu, pada akhir tahun 2022, inflasi inti hanya sebesar 3,36% (yoy), jauh lebih rendah dari perkiraan BI sebesar 4,61% (yoy).

Selain itu, Sri Mulyani mengatakan bahwa tercatat nilai tukar rupiah mengalami kenaikan sebesar 3,89% (ytd) per 27 Januari 2023 dibandingkan akhir Desember 2022.

Apresiasi mata uang beberapa negara berkembang lainnya, termasuk Malaysia (3,83% ytd), Filipina (2,30% ytd), dan India (1,46% ytd) jauh lebih buruk dari penguatan Rupiah.

Dia menegaskan, risiko fiskal dikelola di tengah pemulihan ekonomi, terbukti dengan defisit APBN yang jauh di bawah target 4,50% dari PDB (diatur dalam Perpres No. 98 Tahun 2022), mencapai Rp 464,33 triliun. atau 2,38% dari PDB.

Selain itu, dari 40,74% PDB pada akhir tahun 2021 menjadi 39,57% PDB pada akhir tahun 2022, rasio utang pemerintah mengalami penurunan.

Di awal tahun 2023, pasar surat berharga negara (SBN) masih akan terus membaik seiring dengan pembelian kembali SBN oleh investor non residen.

Per 27 Januari 2023, bank telah melakukan pembelian bersih senilai Rp 121,98 triliun, sementara investor keuangan non-bank telah melakukan pembelian senilai Rp3,63 triliun.

Meskipun pasar SBN mulai mengalami kondisi yang kondusif, tekanan inflasi global yang masih tinggi di beberapa negara perlu diwaspadai karena berpotensi menyebabkan kenaikan suku bunga kebijakan bank sentral global yang tidak terduga.

Kinerja APBN yang sangat baik tersebut, kata Sri Mulyani, dapat diartikan bahwa peran APBN 2022 sebagai shock absorber dapat berfungsi secara optimal dalam meredam gejolak ekonomi global yang semakin intens, menjaga tingkat kesejahteraan masyarakat, dan secara optimal mendukung berbagai agenda pembangunan.

OJK juga menyatakan bahwa meski intermediasi meningkat, kinerja industri jasa keuangan tetap terjaga.

Kredit perbankan meningkat sebesar 11,35% (yoy) pada tahun 2022 yang disebabkan oleh kredit modal kerja yang meningkat sebesar 12,17% (yoy) dan kredit debitur korporasi yang meningkat sebesar 15,44%. (yoi).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hartanto Ardi Saputra

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X