AYOBOGOR.COM -- Nilai tukar atau kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore, 20 Januari 2023, ditutup menguat seiring melemahnya data ekonomi Amerika Serikat (AS).
Hari ini, Rupiah ditutup naik 29 poin atau 0,19 persen ke posisi Rp 15.075 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.104 per dolar AS.
"Dengan melemahnya data ekonomi AS yang dirilis pekan ini, yang memicu ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang lebih longgar, rupiah masih berpeluang menguat terhadap dolar AS," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra dikutip dari Republika.co.id, Jumat 20 Januari 2023.
Baca Juga: Lowongan Kerja 2023 PT Bank BCA untuk Lulusan S1 IT, Pelamar Domisili Bandung Segera Merapat!
Ia menuturkan data survei aktivitas manufaktur di area Philadelphia, Amerika Serikat pada Januari 2023 menunjukkan penurunan. Sebelumnya data survei aktivitas manufaktur di wilayah New York juga menunjukkan penurunan.
Namun data penjualan ritel AS pada Desember 2022 menunjukkan pertumbuhan negatif dibandingkan November 2022. Sementara data inflasi produsen AS pada Desember memperlihatkan kenaikan yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya.
Faktor lain yang mendukung penguatan rupiah hari ini adalah kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia alias BI 7-Day Reverse Repo Rate atau BI7DRR sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen yang diumumkan pada Kamis (19/1).
BI ikut membantu menjaga kekuatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dengan memperlebar spread suku bunga acuannya terhadap suku bunga acuan the Fed.
Baca Juga: Apakah Subsidi Upah BSU 2023 akan Cair Lagi? Ini Jadwal dan Syaratnya
Bank Indonesia meyakini kenaikan BI7DRR sebesar 225 basis poin secara akumulatif sejak Agustus 2022 hingga menjadi 5,75 persen pada saat ini memadai untuk memastikan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3 persen plus minus 1 persen pada semester I-2023.
Kenaikan suku bunga acuan tersebut juga ditujukan untuk mendorong inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3 persen plus minus 1 persen pada semester II 2023.
Hal senada juga disampaikan Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama, bahwa kenaikan suku bunga acuan BI yang sebesar 25 basis poin (bps) menunjukkan BI cukup percaya diri bahwa kenaikan suku bunga AS berpeluang untuk melambat sehingga suku bunga BI tidak perlu naik secara drastis.
"Sentimen utama yang menjadi penggerak rupiah hari ini adalah kebijakan suku bunga BI yang kemarin diumumkan naik 25 bps," ujarnya.
Baca Juga: Lowongan Kerja APP Sinar Mas 2023 Terbaru: Fresh Graduate Diutamakan