BRI melihat pertumbuhan dan intensitas nasabah menggunakan BRImo sudah jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan internet banking berbasis web. “Hadirnya BRImo, tentunya akan membuat BRI semakin fokus dalam menjaga availability dan reliability sehingga nasabah tetap nyaman bertransaksi melalui BRImo. Terbukti dengan kenaikan transaksi dari waktu ke waktu. BRImo juga terus melakukan update, baik dari sisi infrastruktur maupun arsitektur IT. Hal tersebut dilakukan agar BRImo dapat terus mengakomodir kebutuhan pertumbuhan transaksi nasabah”, lanjutnya.
Saat ini transaksi digital di BRI telah mencapai 98% dari total transaksi, sementara untuk transaksi di jaringan kantor atau unit kerja BRI hanya bersisa sekitar 2%.
“Ke depan, kami proyeksikan transaksi di kantor konvensional akan terus menurun sesuai dengan journey digitalisasi masyarakat Indonesia. BRI juga akan terus melakukan penataan jaringan kerja, baik menambah atau mengurangi, agar lebih produktif dan efisien namun tetap efektif dalam memberikan layanan perbankan”, jelas Andrijanto.
Dalam menghadapi era digital saat ini, Andrijanto juga mengungkapkan bahwa pihaknya menerapkan konsep hybrid bank dalam perbaikan bisnis proses, inovasi model bisnis, serta tata kelola jaringan kerja yang memadukan digital capabilities, physical network serta layanan financial advisor. “Harmonisasi ketiganya kami yakini mampu menghadirkan layanan perbankan yang lebih efektif, efisien dan terintegrasi sesuai journey customer dan masyarakat Indonesia,” pungkasnya.