Selain Bogor, ke-11 kabupaten terdampak kekeringan dan kesulitan air bersih tersebut adalah Bekasi, Karawang, Garut, Bandung, Kuningan, Pangandaran, Subang, Cirebon, Ciamis dan Indramayu.
Selain bencana kekeringan akibat minimnya curah hujan sebetulnya juga sudah dialami beberapa wilayah di Kabupaten Bogor sejak awal hingga pertengahan Agustus 2024 lalu.
Sebelum pendistribusian air bersih dari BPBD Kabupaten Bogor di awal September ini, Kecamatan Babakan Madang dan Jasinga terpantau telah mengalami kesulitan air bersih pada awal Agustus 2024.
Sedangkan kecamatan lain yang juga mengalami kekeringan pada awal Agustus lalu meliputi Leuwiliang, Jonggol, Cisarua, Pamijahan, Leuwisadeng, Tanjungsari serta Gunung Putri.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor, Dedi Sutisna, pada saat itu memang menyatakan bahwa kemungkinan wilayah terdampak kekeringan di Kabupaten Bogor bisa bertambah.
Sebab, meski BMKG Jawa Barat telah memprakirakan bahwa beberapa wilayah di Kabupaten Bogor diprediksi turun hujan, namun beberapa wilayah memang masih minim curah hujannya. Termasuk 4 kecamatan tersebut, yakni Tenjo, Jasinga, Babakan Madang dan Jasinga.
Dedi Sutisna menambahkan bahwa dampak kekeringan serta kesulitan air bersih umumnya akan dialami oleh wilayah yang belum dialiri air dari PDAM, sehingga kebutuhan air bersihnya dicukupi dari sumur galian.
Sehubungan dengan hal ini, BNPB menghimbau masyarakat untuk bijak dalam menggunakan air, mengurangi pemakaian air secara berlebihan serta mengatur pemanfaatan air yang masih tersisa.
Jika kekeringan masih berlanjut dan pasokan air makin menipis, masyarakat dianjurkan untuk menghubungi dan melapor pada pihak yang berwenang.***