"Harapannya KPM cepat graduasi. Kerja sama dengan Pos lancar. Untuk yang belum menerima bansos, silakan melaporkan ke kepala dusun, nanti akan diteruskan ke Dinsos," ucapnya.
Executive General Manager Kantorpos KCU Denpasar, Arya Febrianto, menjelaskan bahwa alokasi bansos sembako dan PKH tahap 2 di Bali sebanyak 44.476 KPM.
Hingga saat ini, realisasinya telah mencapai 93%. "Kami akan berkoordinasi dengan pendamping PKH agar bisa selesai tepat waktu," kata Arya.
Pos Indonesia menjalankan beberapa strategi untuk memastikan penyaluran bansos tepat waktu, jumlah, dan akuntabel:
- Koordinasi dengan pendamping PKH yang lebih mengenal KPM dan lokasi rumahnya.
- Tiga metode penyaluran (Kantorpos, komunitas, dan door to door).
- Penggunaan aplikasi Pos Giro Cash (PGC) untuk penyaluran real-time dan pelaporan.
- Geo tagging lokasi rumah KPM dan foto KPM untuk akuntabilitas.
"Dalam menyalurkan bansos, petugas Pos menggunakan aplikasi PGC. Aplikasi ini membantu kami memonitor realisasi penyaluran di beberapa wilayah," jelas Arya.
Geo tagging dilakukan bersamaan dengan penyaluran atau setelahnya, terutama untuk pengantaran door to door.
Hal ini memastikan bahwa penyaluran bansos lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan berbagai inovasi dan teknologi yang diterapkan, Arya berharap agar pemerintah pusat terus memercayakan penyaluran bansos kepada Pos Indonesia.
"Harapannya pemerintah pusat memercayakan penyaluran bansos kepada Pos Indonesia. Dengan berbagai inovasi dan teknologi ini bisa dimanfaatkan juga oleh pemerintah daerah untuk menyalurkan bansos," ucapnya.
Dengan komitmen dan upaya yang telah dilakukan, Pos Indonesia bertekad untuk terus memberikan layanan terbaik bagi masyarakat dalam penyaluran bantuan sosial.***