Namun, ia belum juga kunjung mendapatkannya sehingga memutuskan mempertahankan bantuan kuliah dari Kementerian Pendidikan ini.
Kendati begitu, Ara menyampaikan jika ia tidak akan menyalahgunakan lagi bantuan dari Kementerian Pendidikan ini.
Ara juga sempat menyampaikan jika data yang diberikan kepada petugas KIPK sebelumnya adalah sah tanpa memanipulasinya sedikitpun.
Lalu, Ara mengucapkan terima kasih karena sudah diingatkan untuk bisa menggunakan KIPK dengan baik dan benar.
Pada 1/5/2024, Ara menyampaikan jika laptop dan HP iPhone yang dibelinya merupakan barang bekas serta pembelian kedua barang tersebut dilakukan agar bisa menunjang perkuliahan dan untuk kepentingan lomba. Jadi dia mengakui hanya memiliki 1 buah laptop dan 1 buah HP iPhone.
Sehingga dana KIPK yang didapatnya sebesar Rp5,7 juta per semester salah satunya digunakan untuk membeli kedua perangkat elektronik tersebut.
Seperti diketahui, bantuan ini diberikan kepada siswa SMA/SMK yang ingin melanjutkan pendidikannya ke tingkat perguruan tinggi tetapi terhalang karena keterbatasan ekonomi.
Sehingga penerima bantuan ini tidak hanya diperuntukkan bagi siswa SMA/SMK yang terdata di DTKS Kemensos saja.
Bagi siswa yang tergolong tidak mampu juga bisa ikut mendaftarkan diri dengan membuktikan kemiskinannya melalui SKTM.
Selain itu, seperti diketahui penerima ini diperuntukkan bagi anggota keluarga yang memperoleh penghasilan tidak lebih dari Rp750.000 per anggota keluarga.
Misalnya, penghasilan kedua orang tua/wali adalah Rp4.500.000 dan terdiri dari ibu, ayah, serta empat orang anak.
Maka Rp4.500.000/6 = Rp750.000 artinya siswa ini masih bisa menerima KIPK karena setiap anggota keluarga tidak mempunyai penghasilan lebih dari Rp750.000.
Tidak hanya itu, petugas juga akan melakukan survei dengan mendatangi rumah siswa dan mengecek kondisi perekonomian secara langsung.***