AYOBOGOR.COM - Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Caringin Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Garut dikejutkan dengan beredarnya surat undangan pencairan BLT Mitigasi Risiko Pangan (MRP) di kantor PT Pos Indonesia yang akan dilakukan pada hari Senin, 25 Maret 2024.
Namun setelah dicermati, surat undangan tersebut memang surat undangan untuk penyaluran BLT MRP, tetapi di belakang kata BLT MRP terdapat kata 'sembako'.
KPM yang sudah menanti-nanti bantuan sosial (bansos) untuk jenis BLT MRP sebesar Rp600 ribu pun sedikit agak kecewa, karena surat undangan tersebut lebih ditujukan pada penyaluran bantuan sembako atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Ini khususnya ditujukan bagi KPM yang belum cair bansos BPNT tahap duanya, di mana pencairannya dilakukan via kantor PT Pos Indonesia untuk alokasi Februari, Maret dan April 2024.
Satu hal yang dipertanyakan saat ini, bagaimana dengan KPM BPNT yang sampai saat ini belum cair bansos BPNT tahap kedua mereka?
Alokasi BPNT tahap kedua sebenarnya sudah dicairkan sejak 5 Maret lalu. Semua bank penyalur dan PT Pos Indonesia sudah mencairkan bansos BPNT tahap kedua, meskipun di lapangan ditemukan banyak KPM yang mengaku bansosnya tersebut belum cair.
Hal ini tentunya harus dicermati lagi, karena bisa jadi KPM tersebut menghadapi dua kemungkinan kondisi.
Pertama, KPM itu sudah dicoret dari daftar penerima BPNT tahap kedua, karena terkait dengan verifikasi data yang dilakukan setiap bulannya.
Lalu, kedua, KPM BPNT tersebut akan mendapat pencairan bansos susulan, dan sebenarnya hal ini sudah bisa dicek, meskipun pengecekan yang dilakukan di aplikasi SIKS-NG tersebut harus dibantu operator kelurahan atau pendamping sosialnya masing-masing.
Sementara itu pada hari Senin 25 Maret 2024, KPM di enam kelurahan di Kecamatan Ilir Timur Tiga, Kota Palembang juga akan menerima pencairan bansos beras 10 kilogram. Jumlahnya cukup banyak, yakni 2.805 KPM.
Selain bansos beras 10 kg, ada pula KPM yang terisi saldonya sebesar Rp 500 ribu sampai dengan satu juta rupiah. Ini sebagian dialami KPM di Bojonegoro Jawa Timur, di mana mereka mengaku Kartu Kesejahteraan Sosial (KKS) mereka terisi Rp 1,1 juta.
Baca Juga: 3 Kedai Bakmi Lezat dan Legendaris di Kota Jakarta, Bumbunya Medok Ditaburi Daging Cincang