AYOBOGOR.COM - Seorang ekonom bidang keuangan yang pernah menjadi Rektor Unika Atmajaya, Agustinus Prasetiantoko, menyoroti lonjakan harga beras yang luar biasa.
Menurutnya, peningkatan harga beras tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pasokan dan permintaan, tetapi juga oleh distribusi.
Prasetiantoko menyebutkan bahwa kebijakan Bansos yang massif selama masa kampanye memiliki dampak signifikan terhadap distribusi beras.
Baca Juga: KPM Kebanjiran Berkah Ramadhan, 3 Bansos Cair Sedang Bertahap dan 2 Bansos Sedang Proses
Dalam wawancaranya, Prasetiantoko menjelaskan bahwa meskipun pasokan beras ada dan kuota impor tinggi, harga tetap tinggi karena masalah distribusi.
Dia menegaskan bahwa permasalahan distribusi terkait dengan fokus pemerintah pada Bansos selama kampanye.
Prasetiantoko menyoroti bahwa distribusi bantuan pangan lancar selama kampanye, tetapi terganggu setelahnya.
Menanggapi argumen yang menyatakan bahwa harga beras tinggi karena kelangkaan akibat Bansos, Prasetiantoko menegaskan bahwa beras tetap tersedia di dalam negeri.
Baca Juga: Jangan Khawatir, Ini Alasan Mengapa Bantuan Sosial PKH Belum Cair, Punya Anda Sudahkah Cair?
Namun, distribusi yang terganggu setelah masa Bansos mengakibatkan harga tetap tinggi.
Dia menyoroti intensitas kebijakan elektoral dalam Bansos tahun 2024, yang lebih besar daripada periode sebelumnya, dan menekankan perlunya kontrol dan keseimbangan dalam penggunaan dana publik untuk kepentingan elektoral.
Prasetiantoko juga mencatat pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tentang Bansos sebagai alat untuk membangun pemahaman masyarakat tentang keuangan negara.
Namun, dia menekankan bahwa Bansos seharusnya tidak dikaitkan dengan kepentingan elektoral semata, melainkan sebagai kebijakan yang didesain untuk membantu masyarakat dalam situasi yang membutuhkan.
Baca Juga: KPM Wajib Tahu! Ini 3 Tanda Bansos PKH Alokasi Maret-April 2024 Akan Cair