AYOBOGOR.COM - Militer Israel masih melakukan intimidasi terhadap sandera Palestina meskipun akan membebaskannya. Hal itu dilakukan terhadap para keluarga korban dengan meminta mereka bungkam terhadap media.
Ancaman itu dilakukan dengan mendatangi rumah tahapan yang akan dibebaskan sebagai kesepakatan pertukaran sandera. Kendati begitu, hal tersebut dibocorkan juga oleh kelompok tahapan dari sisi Palestina.
Adapun rumah keluarga korban sandera yang didatangi adalah atas nama Amani Al-Hashem dan Zeina Abdo di Yerusalem. "(Israel) memperingatkan keluarga Zeina untuk tidak melakukan wawancara pers," kata keterangannya, dilansir Middle East Monitor yang dikutip Republika, Sabtu, 25 November 2023.
Selain mendatangani, keluarga korban sandera juga diselidiki. Telepon mereka disita hingga ditahan juga hingga sekarang. Israel juga memberikan ancaman lebih lanjut terhadap keluarga sandera bernama Fatima Shaheen di Betlehem namun tanpa rincian lebih lanjut.
Sementara itu, Hamas menyatakan komitmennya untuk menerapkan perjanjian gencatan senjata sebagai upaya jeda kemanusiaan. Hamas menyatakan akan mematuhinya selama Israel juga melakukan hal itu.
Adapun komitmen yang diusulkan Hamas antara lain, Israel tidak mengepung lagi Gaza secara menyeluruh, menukar tahanan, penghentian serangan terhadap Masjid Al Aqsa.
"Hak nasional yang sah untuk mendirikan Negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya," kata Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh.
Dia juga menyampaikan terimakasih terhadap Mesir dan Qatar yang telah melakukan upaya diplomasi yang aktif sehingga kesepakatan antara Hamas dan Israel bisa tercapai.
Hamas juga menyatakan siap bekerjasama dengan kedua negara untuk mencapai penghentian komprehensif agresi terhadap Gaza.
"Termasuk memberikan bantuan mendesak kepada warga Palestina di Gaza, dan melindungi rakyat Palestina di Yerusalem dan Tepi Barat," ujarnya.
Gencatan senjata itu dilakukan selama empat hari dimulai dari Jumat pagi waktu setempat. Adapun korban dari pihak Palestina hingga kini mencapai 14.854 orang, sedangkan Israel sekitar 1.200 orang.