AYOBOGOR.COM - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) harus bersabar dengan sikap kadernya yang terindikasi 'berkhianat' pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.
Hal itu tak lain tertuju pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sang putra, Gibran Rakabuming Raka yang saat ini masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sempat beberapa kali melemparkan pernyataan yang dianggap meremehkan kedudukan Jokowi. Sementara oleh sesama kader, Gibran dianggap anak ingusan.
Misalnya saat Megawati berpidato dalam Rakernas II PDIP pada Januari 2023. Kala itu, Mega menyebut partainya yang mengantarkan Jokowi menduduki tahta tertinggi di Indonesia.
Disebut Mega pula, tanpa partai berlambang banteng itu, Jokowi tidak bisa sehebat sekarang.
"Pak Jokowi itu mentang-mentang, kalau engga ada PDI Perjuangan juga, aduh kasian deh," ujar Mega disambut riuh tepuk tangan para kader.
Sementara Jokowi hanya bisa tersebut tersebut tatkala mendengar hal tersebut.
Pada kesempatan yang lain, Mega beberapa kali mengatakan Jokowi sebagai petugas partai.
Mega sempat disebut arogan lantaran tidak melihat kedudukan Jokowi yang merupakan presiden.
Pada Rakernas IV PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu, 1 Oktober 2023, Mega pun menanggapinya.
"Saya itu sampai bingung, kok bilang Pak Jokowi sampai dibilang petugas partai, kader, loh kok saya diomongkan?" kata dia.
"Katanya saya terlalu sombong. Itu adalah AD/ART di partai kita. Saya pun petugas partai," ujar Mega, dikutip dari Suara.com.
Sedangkan Gibran pernah disebut anak ingusan oleh politisi senior PDIP, Panda Nababan.
Dalam sebuah podcast yang diunggah channel YouTube Total Politik pada Senin, 26 Juni 2023, hal tersebut diutarakan oleh Panda.