AYOBOGOR.COM - Seolah makin tegas Ridwan Kamil ditolak jadi calon wakil presiden (cawapres), muncul deklarasi untuk Erick Thohir mendampingi Prabowo Subianto.
Dukungan itu bahkan muncul dari relawan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, mengatasnamakan Relawan Muda Airlangga Hartarto (Rumah) Indonesia.
Padahal Airlangga sendiri diusung Partai Golkar menjadi cawapres Prabowo. Alasan itu yang membuat langkah Ridwan Kamil dijegal di kontestasi Pilpres 2024.
Padahal sebelum itu juga, Ridwan Kamil digadang-gadang menjadi salah satu sosok potensial untuk menjadi bakal orang nomor dua setelah disebut namanya langsung oleh Prabowo.
"Relawan Muda Airlangga Hartato Indonesia mendeklarasikan dukungan cawapres kepada Bapak Erick Thohir untuk mendampingi Bapak Prabowo Subianto," ujar Koordinator Saputra di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis, 19 Oktober 2023.
Menyadur Republika, Rumah Indonesia menilai dukungan dan popularitas Airlangga untuk menjadi cawapres stagnan, hal tersebut yang mengopsikan Rumah Indonesia memilih Erick.
Menteri BUMN itu disebut populer di kalangan milenial di samping mempunyai kematangan dalam pemerintahan.
Sementara itu, Airlangga sendiri sempat menggoda sosok muda yang diduga ditunjukkan kepada Gibran Rakabuming Raka, salah satu bakal cawapres Prabowo lainnya.
Bukan untuk mendampingi Prabowo, melainkan bergabung dengan Partai Golkar. "Memang kalau orang muda itu cocok pakai baju kuning," ujar Airlangga di Jakarta, Rabu, 18 Oktober 2023.
Ridwan Kamil sendiri seolah gundah di hari pertama pendaftaran Pilpres 2024. Dia diketahui sudah pulang dari liburan di luar negeri.
Hal tersebut seperti terlihat dalam Instagram @ridwankamil. Meski tidak memberi penjelasan gamblang, Emil, sapaannya, mengaku lelah dan butuh istirahat.
"Setelah perjalanan jauh dan melelahkan. Memang baiknya jeda dan beristirahat. Kontemplasi. Evaluasi. Kalibrasi rute. Dan menyiapkan diri untuk perjalanan berikutnya. Selamat berperjalanan untuk semua," kata dia.
Ridwan Kamil sendiri diminta Airlangga untuk nyalon menjadi gubernur lagi. Namun Golkar membebaskan pilihan Emil, antara Jakarta atau Jawa Barat kembali.