AYOBOGOR.COM - Persatuan Wartawan Indonesia Jawa Barat (PWI Jabar) menggelar diskusi bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat di Aula PWI Jabar pada Rabu, 20 September 2023.
Sekretaris PWI Jabar Tantan Sulton Bukhawan mengatakan kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan kompetensi wartawan dalam kepemiluan.
"Kita berupaya mencoba mengedukasi kawan kawan media, dimana kita ingin meningkatkan kompetensi wartawan, terutama dalam hal pemberitaan seputar pemilu," beber Tantan, disadur dari keterangan tertulis.
Wartawan juga berperan dalam menangkal hoaks yang sangat mungkin terjadi pada Pemilu 2024. Selain itu, insan media bisa mendorong keikutsertaan pemilih pada pesta demokrasi.
"Kita harap kerjasama dengan KPU Jabar ke depan dapat terus ditingkatkan, terutama bagaimana meminimalisir hoaks, sehingga proses demokrasi berjalan sesuai harapan masyarakat," papar Tantan.
Ketua KPU Jabar Rifqi Almubarrok mengapresiasi kegiatan yang melibatkan pers mahasiswa dari berbagai kampus ini.
Menurutnya, kegiatan bukan hanya sebagai ajang silaturrahmi, juga menjadi jembatan untuk terus mewujudkan demokrasi. Pasalnya Jabar menjadi daerah dengan suara pemilih yang melimpah.
"Pemilu 2019 kita mengelola 32 juta pemilih, di mana pemilu legislatif dan presiden, merupakan pemilu pertama yang banyak mengalami perubahan," kata dia.
"(Perubahan) mulai kotak suara dari aluminium, jadi kotak fiber, dan itu jadi bahan hoaks. Masa KPU bikin kotak suara dari dus, dan digembok," ujar Rifki memulai diskusi.
Lalu dia membeberkan tentang bilik suara yang dijadikan bahan hoaks. Hoaks itu menarasikan dan mengucilkan KPU.
Di satu sisi, banyak juga petugas kepemiluan yang meninggal pada 2019. Hal itu juga Rifki ceritakan.
"Salah satunya karena kelelahan, dan juga tidak memperhitungkan jumlah suara yang membludak. Karena itu, satu TPS ditetapkan maksimal 300 suara per kotak, agar tidak terulang kembali kejadian yang lalu," pungkasnya.
Dalam diskusi yang mengangkat tema "Pers dan Pemilu 2024" itu, beberapa peserta tampak semangat bertanya seputar pemilu, mulai dari netralitas KPU, peserta pemilu atau parpol, hingga proses pelaksanaan pemilu.
Acara diskusi berlangsung seru dan meriah dipandu Wakil Ketua Bidang Organisasi Sandy Ferdiana sebagai moderator.