AYOBOGOR.COM - Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat, mengungkapkan kekhawatiran partainya terhadap indikasi Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang kembali 'cawe-cawe' dalam Pilkada Serentak 2024, mirip dengan yang diduga terjadi pada Pilpres 2024.
Hal ini terkait dengan program bagi-bagi Bansos yang diperpanjang hingga Desember, bertepatan dengan majunya orang-orang dekat presiden dalam pilkada.
"Yang cawe-cawe tadi kami bukan hanya mencium, tapi juga melihat dengan jelas dan gamblang. Bahasa Jawanya 'cetho welo-welo'. Artinya gamblang banget, ketok banget, kelihatan sekali gitu loh, ada indikasi upaya penyalahgunaan kekuasaan sama seperti Pilpres kemarin," ujar Djarot dikutip dari Suara pada Jumat 17 Mei 2024.
Djarot menekankan pentingnya pengawasan terhadap penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024 untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan.
Ia menyoroti perpanjangan program Bansos hingga Desember sebagai bentuk yang jelas dari dugaan 'cawe-cawe' tersebut.
"Termasuk apalagi Bansos akan diperpanjang sampai bulan Desember. Inilah bentuk, diindikasikan dengan terang benderang, cawe-cawe. Termasuk dilakukan di beberapa tempat," ungkap Djarot.
Selain itu, Djarot menyatakan bahwa kecurangan dalam pemilu akan menjadi topik utama dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-V PDIP.
Banyak kader partai yang mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai praktik-praktik yang tidak benar dalam demokrasi Indonesia.
"Banyak kader yang sudah chat sama kami. Nah, persoalannya adalah apakah demokrasi kita akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang menggunakan cara-cara yang nggak benar. Janganlah," tandasnya.
Pernyataan Djarot ini mencerminkan kekhawatiran PDIP terhadap potensi penyalahgunaan kekuasaan dalam proses pemilu, dan menegaskan komitmen partai untuk memastikan pilkada yang adil dan transparan.