Sindir Keluarga Jokowi 'Hijrah', PDIP Berpantun untuk Prabowo: Punya Jurus Pindahkan Dukungan Satu Keluarga

photo author
- Kamis, 9 November 2023 | 12:12 WIB
Sindir Keluarga Jokowi 'Hijrah', PDIP Berpantun untuk Prabowo: Punya Jurus Pindahkan Dukungan Satu Keluarga (Republika/Nawir Arsyad Akbar)
Sindir Keluarga Jokowi 'Hijrah', PDIP Berpantun untuk Prabowo: Punya Jurus Pindahkan Dukungan Satu Keluarga (Republika/Nawir Arsyad Akbar)

AYOBOGOR.COM - Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kritiyanto menyindir Prabowo Subianto lewat pantun. Hal ini diutarakan dalam kegiatan deklarasi dukungan untuk Ganjar Pranowo dan Mahfud MD pada Rabu, 8 November 2023.

Sindiran itu menohok, seolah menyinggung keluarga Presiden Jokowi yang pindah haluan dari asalnya berseragam PDIP menjadi pendukung Prabowo Subianto bersamaan dengan pemilihan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres.

Hasto menyebut sang Menteri Pertahana RI mempunyai jurus untuk memindahkan dukungan satu keluarga. "Pak Prabowo punya jurus menggoda. Bujuk rayunya pindahkan dukungan satu keluarga," kata Hasto, dipetik dari pantunnya, disadur dari Republika.

Setelah menyampaikan itu, pantun Hasto berlanjut dengan menegaskan dukungan PDIP untuk Ganjar dan Mahfud. "Di sini kita memantapkan jiwa raga. Dukung Ganjar-Mahfud MD dengan semangat menyala-nyala," ujar dia.

Hasto pun menjelaskan maksud dari pantunnya saat berada di Kantor TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat. Menurut dia, hal itu yang membedakan antara Ganjar dengan Prabowo yang sama-sama mencalonkan sebagai capres di Pilpres 2024.

"Pak Ganjar Pranowo dan dari komitmen visi-misi yang sangat penting dalam mengentaskan kemiskinan dan pemberantasan korupsi, nepotisme, kolusi itupun memiliki implikasi dalam peningkatan kesejahteraan rakyat," ujar dia.

Hasto menganggap Ganjar membawa visi dan misi, sementara Prabowo mengandalkan bagi-bagi jabatan. "Ini yang membedakan, bukan komitmen bagi-bagi jabatan, tetapi komitmen untuk bersama-sama membangun Indonesia," ujar dia.

Sementara itu, Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid menyebut pihaknya akan fokus memenangkan Pilpres 2024 meskipun terdapat putusan MKMK yang mencopot Anwar Usman dari posisi ketua MK.

Hal tersebut tidak membawa pengaruh terhadap TPN, kendati pihaknya merasa sedih karena dugaan konflik kepentingan dalam putusan MK yang dipimpin Anwar sehingga mengamodorir pencalonan Gibran di Pilpres.

"Ada keprihatinan karena putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 90/PUU-XXI/2023 tetap tidak diubah. Namun saya juga sedih, sama seperti seluruh rakyat Indonesia patut bersedih," ujar dia.

Putusan tersebut terlahir dari pelanggaran etik berat, namun Arsjad mencoba memahami bahwa MKMK tidak memiliki kewenagnan untuk membatalkan keputusan yang sudah bersifat final.

"Saya percaya, di pesta demokrasi ini kita harus sebebas mungkin, tetapi tentunya ada pakem-pakem yang harus dihormati bersama. Sehingga demokrasi ini tidak kebablasan, butuh dukungan rakyat untuk menjaga demokrasi," ujar Arsjad.

Tudingan nepotisme pun menjurus kepada proses sidang yang dipimpin paman Gibran atau terhadap Jokowi yang menjadi kakak ipar Anwar.

Di luar itu, menantu Jokowi, Bobby Nasution, mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo-Gibran, padahal wali Kota Medan tersebut berstatus kader PDIP. Tindakan itu pun dianggap sebagia langkah otomotatis keluar dari partai.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ananda Muhammad Firdaus

Sumber: Republika

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X