AYOBOGOR.COM - Pantai Cibutun di Sukabumi belakangan menjadi sorotan setelah berhasil 'viral' karena unggahan komunitas penggiat lingkungan, Pandawara Group.
Pantai yang terletak di kawasan Geopark Ciletuh, tepatnya di Desa Sangrawayang dan Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi itu mulanya disebut Pandawara Group sebagai pantai terkotor keempat di Indonesia.
Sayang, niat Pandawara Group untuk membersihkan pantai malah berbalik pada kecaman. Bukan sekedar izin yang tidak keluar, ada pihak yang mengancam juga mensomasi grup tersebut.
Terkait ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat Prima Mayaningtyas mengaku sudah berkordinasi dengan pemerintah setempat untuk mengatasi masalah tumpukan sampah tersebut.
Hal ini juga berkaitan dengan rencana pemerintah setempat yang akan menggelar kegiatan bersih-bersih pantai bersama unsur muspida hingga masyarakat setempat mulai Rabu, 4 September 2023.
"Sudah berkoordinasi dengan Kadis LH Kabupaten Sukabumi lagi beberes, bebenah," ujar Prima, Selasa, 3 Oktober 2023, menyadur Ayobandung.com.
Prima pun menjelaskan penyebab keberadaan sampah-sampah tersebut. Menurut dia, sampah-sampah itu muncul karena terbawa arus.
"Kejadian kemarin itu awal musim hujan sampah yang terbuang ke sungai akan bermuara ke laut," kata dia.
"Pada dasarnya pertemuan antara sungai dan laut. Biasanya sampah dari anak sungai yang masuk ke sungai besar terus ke laut," tambahnya.
Di tempat terpisah, Sekretaris Diskominfostandi Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri memastikan sudah membahas rencana kegiatan pada Senin, 2 Oktober 2023.
"Pemkab Sukabumi menggelar rapat pembahasan persiapan kegiatan bebersih Pantai Cibutun, Desa Sangrawayang di Makodim 0622 Kabupaten Sukabumi," terang dia, dikutip dari Republika pada Rabu, 3 Oktober 2023.
Bima, sapaan Herdy Somantri, mengatakan bahwa kegiatan tersebut akan melibatkan unsur TNI, Polri, pemerintah daerah, serta sejumlah organisasi masyarakat, komunitas, penggiat lingkungan, pelajar, hingga masyarakat umum.
Dia tidak memungkiri kekotoran Pantai Cibutun sehingga diperlukan alat berat pada kegiatan.
"Kalau dilihat dari kondisi pantai sekarang ini harus menerjunkan alat berat dan truk pengangkut sampah," kata Bima.