JAKARTA, AYOBOGOR.COM - Pada tanggal 1 September 2021 publik Indonesia dihebohkan dengan pengakuan mengejutkan pria berinisial MS, pegawai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI Pusat) yang mengklaim menjadi korban pelecehan dan perundungan yang diduga dilakukan 5 orang pria di ruang kerjanya.
Dua tahun usai membuat Laporan Polisi di Polres Metro Jakarta Pusat (LP: 1183/IX/2021), kini kasusnya seakan mandek dan beku. Nahasnya, pada bulan November 2023 nanti kontrak kerja MS di KPI akan habis dan kemungkinan besar menjadi pengangguran di akhir tahun padahal telah mengabdi selama 12 tahun.
Pengacara MS, Muhammad Mualimin membenarkan terkait kemungkinan menganggur yang dialami kliennya setelah 12 tahun bekerja di KPI Pusat yang notabene adalah lembaga negara.
Baca Juga: PK PT Galvindo Ampuh Ditolak PN Bogor, Perumda PPJ Berhak Kelola Pasar Tekum
Padahal, jelas Mualimin, MS sempat mengalami pemulihan yang cukup signifikan sejak KPI memutus kontrak 8 pegawai yang diduga terlibat perundungan dan pelecehan per Desember 2021.
Sebelum terduga pelaku dipecat, ungkap Mualimin, MS tiap hari mesti minum 4 pil, mulai dari obat penenang, anti-cemas, hingga obat tidur. Sekarang tiap hari masih minum 1 pil.
"MS barusan cerita, dirinya saat ini mulai cemas lagi gara-gara November nanti habis kontrak. Kemungkinan tidak diperpanjang, karena MS sendiri sejak kasusnya viral merasa dijauhi lingkungan kerjanya. Bahkan dia sudah chat, telepon, mau silaturahim ke atasannya diabaikan. Tidak direspons," kata Mualimin dalam keterangan persnya, Selasa (26/9/2023).
Baca Juga: Liburan Ala Dufan di Tangerang, Tiket Cuma Rp 85 Ribuan, Ini Tempatnya
Setelah berani membongkar kasus pelecehan dan perundungan tersebut, ucap Mualimin, kliennya merasa dimusuhi semua orang KPI Pusat sehingga sehari-hari merasa terasing dan tidak memiliki rekan kerja yang empatik di lembaga negara yang mengawasi penyiaran tersebut.
"MS ini kan korban. Ketika memviralkan pelecehan dan perundungan yang dialami tentu itu niatnya supaya mendapat keadilan dan perlindungan. Karena berkali-kali mengadu ke atasan tak digubris. Sekarang sehari-hari dia merasa diabaikan. Jadi semacam dibikin tidak betah kerja lah," ujarnya.
Selain itu, beber Mualimin, salah satu Komisioner baru KPI sebelumnya sempat menjanjikan MS bertemu guna membahas kondisi kerja di KPI Pusat namun tiba-tiba membatalkan janji tanpa alasan sama sekali.
Baca Juga: Cuma 5 Menit dari Stasiun Bogor, Ada Tempat Ngopi Instagramable di Bogor yang Asik dan Ala Bali
"Inilah realitasnya. MS ini kalau dulu diam saja makin stres dan depresi, akhirnya jadi pasien di psikiatri RSCM. Giliran bersuara dan membongkar pelecehan seks, malah dijauhi. Selama 1 tahun mencoba bertemu dan membangun hubungan dengan pimpinannya saja selalu ditolak. Dia sekarang sedang mengajukan puluhan lamaran kerja di luar KPI untuk mengantisipasi setelah November, tapi belum ada panggilan interview," pungkasnya.